Ekspor Jepang di Bulan Januari Meleset, Defisit Neraca Perdagangan Melonjak



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekspor Jepang pada Januari 2022 tumbuh kurang dari yang diharapkan karena produsen menghadapi tekanan dari melambatnya permintaan luar negeri untuk mobil dan berjuang dengan kendala pasokan global.

Kamis (17/2), Kementerian Keuangan Jepang melaporkan, ekspor naik 9,6% secara year on year (yoy) di bulan Januari 2022. Realisasi ini jauh di bawah perkiraan pasar, dengan median kenaikan 16,5% dalam jajak pendapat Reuters.

Kenaikan ekspor di Januari ini juga melandai dari pertumbuhan 17,5% yang dicetak di bulan Desember 2021.


Selain itu, Jepang juga mengalami defisit perdagangan terbesar dalam satu bulan dalam delapan tahun terakhir. Hal ini terjadi karena kenaikan terus-menerus dalam biaya bahan bakar dan bahan baku membengkakkan impor, yang nilainya melebihi pengiriman.

Defisit perdagangan yang meningkat menyoroti eksposur ekonomi yang bergantung pada ekspor terhadap melonjaknya biaya komoditas dan bahan baku, di mana produsen bergantung untuk memproduksi barang di dalam negeri.

Berdasarkan wilayah, ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang di Januari lalu, menyusut 5,4% yoy. Ini adalah kontraksi pertama dalam 19 bulan, karena pengiriman mesin umum yang lebih lemah ke negara itu.

Baca Juga: Untuk Kedua Kalinya, Jepang Melelang Minyak dari Cadangan Strategisnya pada 9 Maret

Sementara itu, ekspor ke AS, pasar utama lainnya untuk barang-barang Jepang, tumbuh 11,5% yoy pada Januari, karena pengiriman mesin yang lebih kuat melebihi penurunan ekspor mobil.

Di sisi lain, impor Jepang melonjak 39,6% yoy di bulan Januari. Hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi median untuk kenaikan 37,1%.

Alhasil, Jepang mencatat defisit neraca perdagangan sebesar 2,19 triliun yen atau setara US$ 18,99 miliar. Nilai itu lebih tinggi dari estimasi median untuk defisit 1,607 triliun yen.

Data pemerintah terpisah menunjukkan, pesanan mesin inti, yang berfungsi sebagai indikator utama belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, naik 3,6% pada Desember dari bulan sebelumnya, lebih baik dari perkiraan penurunan 1,8%.

Produsen memperkirakan pesanan inti turun 1,1% pada Januari-Maret, setelah naik 6,5% pada kuartal sebelumnya.

Ekonomi Jepang tumbuh sedikit kurang dari yang diharapkan pada kuartal terakhir 2021 karena penurunan kasus virus corona membantu menopang konsumsi, data pemerintah menunjukkan pada hari Selasa, meskipun lonjakan rekor kasus varian Omicron dan harga bahan baku yang tinggi mengaburkan prospek.

Editor: Anna Suci Perwitasari