Ekspor karet Prasidha Aneka Niaga (PSDN) diprediksi turun 15%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan lalu, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Moenarji Soedargo mengatakan, terjadi penurunan ekspor secara signifikan, sebesar 200.000 ton.  Ini menjadi kali pertama industri karet Indonesia mengalami penurunan ekspor sebesar ratusan ribu ton.  

Menurut data yang dihimpun Kontan.co.id, penurunan ekspor disebabkan produksi karet Indonesia yang juga menurun hingga 15%. Penurunan produksi disebabkan tanaman karet mengalami gugur daun berulang dalam periode yang panjang bahkan di luar periode gugur daun alami.

Baca Juga: Prospek bisnis KMI Wire & Cable (KBLI) masih cerah di semester kedua


Hal senada diungkapkan oleh PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN). Direktur Keuangan PSDN Lie Sukiantono Budinarta bilang, perusahaan sudah merasakan adanya penurunan hanya saja dampaknya akan benar-benar terasa di semester II. 

Tercatat, hingga semester I 2019,  volume penjualan ekspor karet PSDN mencapai  21,26 juta kg. Angka ini naik 1,8% year on year (yoy), sebelumnya volume penjualan sebesar 20,88 juta kg.

Lie memprediksi secara kuantitas ekspor karet PSDN akan menurun sebesar 15% pada semester II 2019 ini. Dampaknya akan terasa sebab sebagian besar besar penjualan karet PSDN untuk pasar ekspor.

Baca Juga: Keterlambatan konstruksi dan perizinan mengganggu target bisnis Total Bangun (TOTL)

Berdasar catatan laporan tahunan perusahaan, ekspor karet PSDN mencapai beberapa negara seperti Korea Selatan, Belanda, Jerman dan Amerika Serikat. 

"Kami harus pandai menjalin hubungan dengan para supplier agar mendapatkan bahan baku,"  terang Lie ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (1/8).

Diharapkan, dengan mencari bahan baku ke sentra produksi dan menjalin hubungan dengan para pemasok bahan baku, perusahaan bisa mendapatkan bahan baku untuk menghadapi kelesuan pasar ekspor karet. 

Baca Juga: Sah, Ahmad Abdulaziz Al-Neama jadi Direktur Utama Indosat Ooredo (ISAT)

Sekadar informasi, menurut data yang dihimpun Kontan, Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian dan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat ini terdapat sekitar 381.000 hektar perkebunan terserang penyakit gugur daun. 

Enam provinsi sentra karet terdeteksi terkena penyakit tersebut yaitu Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi