JAKARTA. Ekspor komoditas karet mengalami penurunan signifikan dalam dua bulan terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode April ke Mei 2015, ekspor komoditas karet melorot 10% dari 549,9 ton pa April 2015 menjadi 494,2 ton pada Mei 2015. Ketua Bidang Keuangan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Martinus S. Sinarya mengatakan penurunan ekspor karet pada saat ini tak terlepas dari permintaan di pasar global yang menurun. Seperti yang diketahui, perekonomian global seperti Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok tengah melambat. "Melesunya ekonomi global membuat permintaan dari konsumer kita di luar negeri berkurang," ujar Martinus kepada KONTAN, Senin (15/6). Martinus menjelaskan bahwa penurunan permintaan terhadap karet dari pasar ekspor otomatis mempengaruhi nilai ekspor karet pemerintah. Di sisi lain, Martinus yang juga CEO Kirana Megatara Group, produsen karet terbesar di Indonesia mengeluhkan rendahnya pasokan karet saat ini. Menurutnya, harga karet yang rendah dan musim hujan dan banjiir kerap terjadi pada semester pertama tahun ini membuat produksi karet petani menurun. "Kami sendiri terpaksa menurunkan target produksi tahun ini akibat pasokan yang kurang," terangnya.
Ekspor karet turun tajam dua bulan terakhir
JAKARTA. Ekspor komoditas karet mengalami penurunan signifikan dalam dua bulan terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode April ke Mei 2015, ekspor komoditas karet melorot 10% dari 549,9 ton pa April 2015 menjadi 494,2 ton pada Mei 2015. Ketua Bidang Keuangan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Martinus S. Sinarya mengatakan penurunan ekspor karet pada saat ini tak terlepas dari permintaan di pasar global yang menurun. Seperti yang diketahui, perekonomian global seperti Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok tengah melambat. "Melesunya ekonomi global membuat permintaan dari konsumer kita di luar negeri berkurang," ujar Martinus kepada KONTAN, Senin (15/6). Martinus menjelaskan bahwa penurunan permintaan terhadap karet dari pasar ekspor otomatis mempengaruhi nilai ekspor karet pemerintah. Di sisi lain, Martinus yang juga CEO Kirana Megatara Group, produsen karet terbesar di Indonesia mengeluhkan rendahnya pasokan karet saat ini. Menurutnya, harga karet yang rendah dan musim hujan dan banjiir kerap terjadi pada semester pertama tahun ini membuat produksi karet petani menurun. "Kami sendiri terpaksa menurunkan target produksi tahun ini akibat pasokan yang kurang," terangnya.