JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak mengekspor produk-produk agribisnis ke Uni Eropa. Selain mengekspor produk minyak kelapa sawit, Indonesia juga banyak mengekspor kayu ke Uni Eropa. Dari sejumlah negara Uni Eropa (UE) yang menjadi tujuan ekspor produk kayu olahan Indonesia, Inggris merupakan yang terbesar. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa dikhawatirkan akan menimbulkan perubahan kebijakan baru. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdangan (BP3) Kemneterian Perdagangan (Kemdag) Kasan Muhri mengatakan ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia memiliki tren kenaikan dari tahun ke tahun yang signifikan. Berdasarkan catatan Kemdag, tren peningkatan ekspor kayu ke UE periode 2011-2016 naik 6,06%. Salah satu penyebab peningkatkan ekspor tersebut adalah adanya lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (Flegt) dengan Uni Eropa.
Ekspor kayu ke Inggris diharapkan membaik
JAKARTA. Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak mengekspor produk-produk agribisnis ke Uni Eropa. Selain mengekspor produk minyak kelapa sawit, Indonesia juga banyak mengekspor kayu ke Uni Eropa. Dari sejumlah negara Uni Eropa (UE) yang menjadi tujuan ekspor produk kayu olahan Indonesia, Inggris merupakan yang terbesar. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa dikhawatirkan akan menimbulkan perubahan kebijakan baru. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdangan (BP3) Kemneterian Perdagangan (Kemdag) Kasan Muhri mengatakan ekspor kayu olahan dan produk kayu Indonesia memiliki tren kenaikan dari tahun ke tahun yang signifikan. Berdasarkan catatan Kemdag, tren peningkatan ekspor kayu ke UE periode 2011-2016 naik 6,06%. Salah satu penyebab peningkatkan ekspor tersebut adalah adanya lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (Flegt) dengan Uni Eropa.