Ekspor Kopi Stagnan, Lokal Naik



JAKARTA. Ekspor kopi tahun ini diperkirakan bakal jalan di tempat atau sama seperti tahun lalu. Pasalnya, produksi kopi di dalam negeri juga stagnan. Sementara disisi lain, konsumsi kopi di dalam negeri juga terus meningkat.

Pranoto Soenarto, Ketua Kompartemen Industri dan Spesialti Kopi Asisiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memprediksi, produksi biji kopi nasional tahun ini antara 480.000 - 500.000 ton. "Produksi ini relatif sama seperti tahun lalu," ujarnya Kamis (20/2). Pekebun kopi sulit meningkatkan produksi karena banyak pohon kopi sudah tua. Pranoto bilang, dari total produksi kopi tersebut, sekitar 75% jenis kopi robusta, sedangkan sisanya 25% jenis kopi arabika.

Pranoto memperkirakan ekspor biji kakao di 2014 maksimal 400.000 ton, tak jauh berbeda dengan realisasi 2013. Soalnya, permintaan kopi di dalam negeri juga terus meningkat. Bahkan, Pranoto memperkirakan, peningkatan permintaan biji kopi di pasar lokal naik sekitar 30% dari tahun lalu120.000 ton. Artinya, kebutuhan kopi di pasar lokal tahun ini mencapai sekitar 156.000 ton.


Sebenarnya, kata dia seluruh biji kopi bisa terserap di pasar ekspor. Beberapa negara tujuan ekspor kopi Indonesia antara lain Jerman, Amerika, Jepang, Belgia, Italia, Inggris, Afrika, Timur Tengah dan negara-negara ASEAN.Permintaan kopi di dalam negeri diperkirakan terus meningkat seiring dengan tren perubahan gaya hidup masyarakat. Khusus tahun ini, kata Pranoto kenaikan permintaan kopi di dalam negeri juga didorong oleh adanya perhelatan Piala Dunia yang akan digelar di Brazil.

Alasannya, kebiasaan masyarakat biasanya akan menonton sepakbola sambil menyeruput kopi. Tak hanya itu pertumbuhan konsumsi kopi di dalam negeri juga didorong oleh semakin berkembangnya industri pengolahan kopi, dan peningkatan pendapatan masyarakat yang mendorong munculnya kedai-kedai kopi,  skala kecil maupun besar.

Irfan Anwar, Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) juga mengatakan, konsumsi kopi di dalam negeri akan terus meningkat. Dalam hitungannya, pada 2015 konsumsi biji kopi nasional akan naik menjadi 350.000 ton dan bertambah menjadi 400.000 ton pada 2016.

Sementara itu, untuk memenuhi permintaan, Indonesia juga mengimpor kopi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor kopi sepanjang tahun 2013 mencapai 15.800 ton, turun 70% ketimbang tahun 2012 yang sebanyak 52.747 ton. Beberapa negara asal impor kopi tersebut adalah Vietnam dan Brazil.

Sayangnya, meskipun produksi stagnan dan permintaan dalam negeri naik, namun harga kopi tahun ini diperkirakan masih akan stabil. Saimi Saleh, Presiden Direktur PT Indokom Citra Persada mengatakan harga kopi masih relatif sama seperti tahun lalu, yakni sekitar US$ 2,5 per kilogram (kg) untuk kopi arabika dan sekitar US$ 1,5 per kg untuk kopi robusta.

Melimpahnya pasokan kopi di pasar internasional akibat kenaikan panen di Brazil dan Amerika ditengarai menjadi penghambat naiknya harga kopi. Tak hanya itu, pelemahan ekonomi di Eropa dan Amerika juga membuat permintaan kopi di pasar internasional lesu.

Saimi menghitung, kebutuhan kopi dunia tahun ini mencapai 133 juta karung (@ 60 kg). Sementara itu, suplai kopi dunia mencapai 143 juta karung. Karena itu tidak mengherankan jika harga kopi dunia cenderung terkoreksi turun. Bagi eksportir kopi nasional, tentu tidak masalah karena mereka bisa mengalihkan penjualan kopi ke pasar domestik yang naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi