KONTAN.CO.ID - SEOUL. Ekspor Korea Selatan untuk periode 1-20 Mei anjlok 20,3% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pengiriman ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa tumbang, menunjukkan efek pandemik virus corona secara global.

Meski merosot, penurunan ekspor ini masih lebih rendah ketimbang periode 1-20 April yang mencapai 27,6%. Analis memperkirakan bahwa data perdagangan Korea Selatan sudah mencapai dasar. Pasalnya rekan dagang Korea Selatan mulai membuka lockdown akibat virus corona.

Data perdagangan bulanan Korea Selatan dinilai sebagai penentu arah perdagangan dunia. Negara dengan ekonomi terbesar keempat Asia ini merilis data perdagangan lebih awal ketimbang negara-negara dengan porsi perdagangan besar lain.

NHM Sukses Laksanakan Audit Surveillance ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018

Baca Juga: Ini tiga faktor yang bisa menentukan laju pemulihan ekonomi Asia ala Morgan Stanley

Data Bea Cukai Korea menunjukkan, impor Negeri Ginseng pada 20 hari pertama bulan Mei turun 16,9%, juga membaik ketimbang bulan lalu yang turun 18,5%. Alhasil, Korea Selatan mencatat defisit perdagangan US$ 2,68 miliar.

"Ekspor tampaknya sudah membaik ketimbang bulan lalu. Ada kemungkinan ekspor mulai menjauh dari posisi terendah April lalu," kata Chun Kyu-yeo, ekonom Hana Financial Investment kepada Reuters.

Chun menambahkan bahwa pemulihan cepat di China dan Korea mengangkat produksi kedua negara. Ekspor ke rekan dagang terbesar Korsel, yakni China hanya turun 1,7%.

Baca Juga: Alami banyak tantangan bisnis, Huawei tetap percaya diri

Sedangkan ekspor ke AS merosot 27,9%. Ekspor Korsel ke Uni Eripa turun 18,4%. Ekspor semikonduktor yang merupakan produk paling laris Korea Selatan, melesat 13,4%. Sedangkan ekspor perangkat mobile turun 11,2% dan ekspor mobil anjlok 58,6%.