KONTAN.CO.ID - SEOUL. Ekspor Korea Selatan anjlok pada Mei 2025, untuk pertama kalinya dalam empat bulan. Penurunan ekspor ini dipicu oleh pengiriman ke Amerika Serikat dan China yang  turun akibat konflik perdagangan global yang dipicu oleh tarif besar-besaran Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Reuters, Minggu (1/6), data pemerintah menunjukkan, ekspor Korea Selatan pada Mei 2025 turun 1,3% dari bulan yang sama tahun lalu menjadi US$ 57,27 miliar.

"Penurunan ekspor ke Amerika Serikat dan China, dua pasar terbesar, menunjukkan bahwa tindakan tarif AS berdampak pada ekonomi global serta ekspor kami," kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Korea Selatan Ahn Duk-geun.

Riset DBS Rekomendasikan 3 Strategi Bagi Keberlanjutan Bisnis di Indonesia

Penurunan pertama sejak Januari diikuti kenaikan karena penjualan chip yang kuat telah mengimbangi tekanan ke bawah dari ancaman tarif Trump.

Baca Juga: Bank Sentral Korea Selatan Pangkas Suku Bunga ke Level 2,50% Jelang Pemilu

Namun, penurunan pada bulan Mei lebih kecil dari perkiraan penurunan 2,7% dalam jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom. Berdasarkan penyesuaian hari kerja, ekspor sebenarnya naik 1,0%.

China dan Amerika Serikat pada pertengahan Mei sepakat untuk gencatan senjata selama 90 hari, yang secara signifikan mengurangi tarif mereka satu sama lain, setelah berbulan-bulan saling membalas.

Tetapi Trump pada hari Jumat menuduh Beijing melanggar perjanjian tersebut dan mengancam akan mengambil tindakan yang lebih keras. 

Trump juga mengatakan akan menggandakan tarif global untuk baja dan aluminium menjadi 50%.

Tarif timbal balik Trump, termasuk bea masuk 25% terhadap Korea Selatan, sedang dalam masa jeda selama 90 hari untuk negosiasi.

Ekspor Korea Selatan ke Amerika Serikat pada bulan Mei turun 8,1% dan ke China turun 8,4%. Ekspor ke Uni Eropa naik 4,0%, ke negara-negara Asia Tenggara turun 1,3%, sementara ke Taiwan melonjak 49,6%.

Baca Juga: Kinerja Bank Milik Investor Korea Selatan Kompak Cetak Keuntungan

Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor semikonduktor melonjak 21,2%, berkat permintaan yang kuat untuk chip memori canggih, tetapi ekspor mobil turun 4,4% karena tarif AS dan produksi di pabrik baru Hyundai Motor di negara bagian Georgia, AS.

Sementara itu, impor Korea Selatan turun 5,3% menjadi US$ 50,33 miliar, sehingga neraca perdagangan bulanan mencatat surplus US$ 6,94 miliar, yang terbesar sejak Juni 2024.