KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja segmen produk kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) mengalami penurunan selama tahun 2023. Hal ini terjadi lantaran melemahnya permintaan dari beberapa negara tujuan ekspor perseroan.
Direktur Dharma Satya Nusantara Jenti memaparkan bahwa kinerja segmen kayu DSNG masih melemah apabila dibandingkan tahun 2022 yang merupakan tahun extra ordinary bagi segmen produk kayu.
Menurut Jenti, lesunya bisnis kayu di tahun ini dipicu oleh melemahnya sektor
housing construction di negara-negara tujuan ekspor seperti, Amerika Serikat (AS), Kanada, Eropa, dan Jepang.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Membangun Pabrik Bio-CNG Pertama di Indonesia “Ditambah lagi tingginya suku bunga dolar AS saat ini yang menyebabkan lesunya sektor properti. Selain itu resiko pelemahan ekonomi global masih berlanjut,” ungkap Jenti, saat dihubungi
Kontan.co.id, Selasa (3/10).
Pihaknya memproyeksikan tren penurunan permintaan ini masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2023. Terlebih, ada indikasi bahwa Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga di kuartal ke-4 2023.
Untuk mengantisipasi kondisi seperti ini, lanjut Jenti, DSNG akan terus mengupayakan cost efisiensi melalui otomatisasi mesin & proses serta struktur tenaga kerja yang ramping. “Dalam kondisi seperti ini,
cost competitiveness memegang peranan krusial untuk tetap
survive,” jelasnya.
Dari sisi kontribusi pendapatan, Jenti bilang bahwa porsi pendapatan dari segmen kayu diproyeksikan akan menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data internal perusahaan, kontribusi pendapatan dari segmen produk kayu pada umumnya berkisar 15%- 20%. Namun untuk tahun ini, berdasarkan data YTD Juni, kontribusi segmen produk kayu hanya 12% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 20%.
Di tengah kondisi pasar di tahun 2023 yang tidak kondusif, DSNG tetap berupaya mencari peluang-peluang baru sehingga segmen produk kayu yang merupakan
legacy business DSNG dapat tetap bertahan dan bertumbuh di masa depan.
Sekedar informasi, DSNG berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada semester I-2023. Angkanya naik 15% secara tahunan menjadi Rp 4,4 triliun per akhir Juni lalu. Pendapatan DSNG masih ditopang oleh segmen kelapa sawit yang menyumbang 88% dari total pendapatan atau setara Rp 3,9 triliun. Sedangkan untuk segmen produk kayu hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 505 miliar atau mengalami penurunan sebesar 36% year on year (yoy).
Hingga akhir Juni 2023, DSNG meraup laba bersih senilai Rp 360 miliar. Laba bersih tersebut menyusut 23% daripada posisi yang sama di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .