KUALA LUMPUR. Setelah kemarin bercokol di level tertinggi dalam 33 bulan, hari ini, kontrak harga crude palm oil (CPO) mengalami penurunan. Pagi tadi, kontrak harga CPO untuk pengantaran Maret di Malaysia Derivatives Exchange turun 1,1% menjadi 3.753 ringgit atau setara dengan US$ 1.208 per metrik ton. Pada pukul 12.30 waktu setempat, kontrak yang sama ditransaksikan pada posisi 3.750 ringgit. Sekadar mengingatkan, kemarin, harga CPO melonjak ke posisi 3.792 ringgit per ton, yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2008. Kenaikan harga CPO disebabkan adanya kecemasan akan kekeringan di wilayah Amerika Utara yang disinyalir berdampak pada penurunan produksi kedelai. "Saat ini kita masuk pada tahapan di mana permintaan CPO mulai menurun karena tingginya harga. Sepertinya, level resistance CPO berada di 3.800 ringgit per ton. Saya rasa hal ini tidak mengejutkan mengingat tingkat ekspor juga menurun," papar Alvin Tai, analis OSK Research Sdn di Kuala Lumpur. Catatan saja, berdasarkan data independent market surveyor Intertek, tingkat ekspor Malaysia anjlok 24% pada 25 hari pertama di bulan Desember. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor Malaysia anjlok, harga CPO turun gunung
KUALA LUMPUR. Setelah kemarin bercokol di level tertinggi dalam 33 bulan, hari ini, kontrak harga crude palm oil (CPO) mengalami penurunan. Pagi tadi, kontrak harga CPO untuk pengantaran Maret di Malaysia Derivatives Exchange turun 1,1% menjadi 3.753 ringgit atau setara dengan US$ 1.208 per metrik ton. Pada pukul 12.30 waktu setempat, kontrak yang sama ditransaksikan pada posisi 3.750 ringgit. Sekadar mengingatkan, kemarin, harga CPO melonjak ke posisi 3.792 ringgit per ton, yang merupakan level tertinggi sejak Maret 2008. Kenaikan harga CPO disebabkan adanya kecemasan akan kekeringan di wilayah Amerika Utara yang disinyalir berdampak pada penurunan produksi kedelai. "Saat ini kita masuk pada tahapan di mana permintaan CPO mulai menurun karena tingginya harga. Sepertinya, level resistance CPO berada di 3.800 ringgit per ton. Saya rasa hal ini tidak mengejutkan mengingat tingkat ekspor juga menurun," papar Alvin Tai, analis OSK Research Sdn di Kuala Lumpur. Catatan saja, berdasarkan data independent market surveyor Intertek, tingkat ekspor Malaysia anjlok 24% pada 25 hari pertama di bulan Desember. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News