CIREBON. Ekspor mebel rotan dari Indonesia di pasar global makin terdesak mebel buatan China. Padahal industri mebel rotan dari China mendapatkan bahan baku rotan dari Indonesia. Menanggapi hal itu, pemilik perusahaan industri rotan PT Indosurya Mahakam dan juga Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra mengatakan Indonesia tidak mampu bersaing dengan China karena mereka mampu menjual produk dengan kualitas yang sama tapi dengan harga yang lebih murah. "Mereka didukung oleh pemerintah dengan insentif pajak," kata Hatta saat menerima kunjungan Menteri Perindustrian, Selasa (19/7). Selain itu, industri pendukung di China tersedia semua hingga ongkos produksinya lebih murah. Sebagai gambaran, di Amerika Serikat, China menguasai hampir 99% mebel yang ada di sana termasuk mebel rotan. Sedangkan penguasaan mebel rotan Indonesia di Amerika Serikat sangat kecil. Industri mebel rotan di China berkembang sangat pesat. Bahkan Hatta menyebutkan ada satu perusahaan yang memproduksi selama 10 jam sehari selama 7 hari seminggu. Kemajuan industri mebel rotan China menimbulkan kecemburuan karena kemajuan mereka menurutnya karena ekspor bahan baku rotan Indonesia. Di sisi lain industri lokal semakin terpuruk, Hatta mengatakan perusahaannya sebelumnya bisa mengekspor hingga 97 kontainer per bulan, tapi saat ini hanya 25 kontainer per bulan.
Ekspor mebel rotan makin tergencet produk China
CIREBON. Ekspor mebel rotan dari Indonesia di pasar global makin terdesak mebel buatan China. Padahal industri mebel rotan dari China mendapatkan bahan baku rotan dari Indonesia. Menanggapi hal itu, pemilik perusahaan industri rotan PT Indosurya Mahakam dan juga Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Hatta Sinatra mengatakan Indonesia tidak mampu bersaing dengan China karena mereka mampu menjual produk dengan kualitas yang sama tapi dengan harga yang lebih murah. "Mereka didukung oleh pemerintah dengan insentif pajak," kata Hatta saat menerima kunjungan Menteri Perindustrian, Selasa (19/7). Selain itu, industri pendukung di China tersedia semua hingga ongkos produksinya lebih murah. Sebagai gambaran, di Amerika Serikat, China menguasai hampir 99% mebel yang ada di sana termasuk mebel rotan. Sedangkan penguasaan mebel rotan Indonesia di Amerika Serikat sangat kecil. Industri mebel rotan di China berkembang sangat pesat. Bahkan Hatta menyebutkan ada satu perusahaan yang memproduksi selama 10 jam sehari selama 7 hari seminggu. Kemajuan industri mebel rotan China menimbulkan kecemburuan karena kemajuan mereka menurutnya karena ekspor bahan baku rotan Indonesia. Di sisi lain industri lokal semakin terpuruk, Hatta mengatakan perusahaannya sebelumnya bisa mengekspor hingga 97 kontainer per bulan, tapi saat ini hanya 25 kontainer per bulan.