KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produk berbahan dasar tepung terigu, mie instan dan pasta, masih jadi bisnis yang menarik. Berdasar data World Instant Noodles Association ( WINA), pada tahun 2018 permintaan mie instan di dunia lebih dari 103,62 miliar bungkus. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman bilang selama Indonesia menjalankan prinsip Global Value Chain dan pemerintah berperan dalam CEPA, maka peluang beraing di pasar global masih tinggi. "Tantangan yang dihadapi saat ini adalah persaingan dengan kompetitor lain," kata Adhi ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (20/7). Walaupun ia sendiri melihat, untuk produk Indonesia cukup mendominasi penetrasi ekspornya. Salah satunya karena branding dan keunggulan produknya.
Ekspor mie instan dan pasta masih menjanjikan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produk berbahan dasar tepung terigu, mie instan dan pasta, masih jadi bisnis yang menarik. Berdasar data World Instant Noodles Association ( WINA), pada tahun 2018 permintaan mie instan di dunia lebih dari 103,62 miliar bungkus. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman bilang selama Indonesia menjalankan prinsip Global Value Chain dan pemerintah berperan dalam CEPA, maka peluang beraing di pasar global masih tinggi. "Tantangan yang dihadapi saat ini adalah persaingan dengan kompetitor lain," kata Adhi ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (20/7). Walaupun ia sendiri melihat, untuk produk Indonesia cukup mendominasi penetrasi ekspornya. Salah satunya karena branding dan keunggulan produknya.