Ekspor militer Rusia ke Timur Tengah & Afrika mencapai US$ 6 miliar per tahun



KONTAN.CO.ID - ABU DHABI. Layanan Federal untuk Kerjasama Teknik Militer Rusia pada hari Minggu (21/2) mengungkapkan bahwa nilai ekspor militer Rusia ke kawasan Timur Tengah dan Afrika mencapai US$ 6 miliar per tahunnya.

Laporan tersebut disampaikan pada Pameran Pertahanan Internasional (IDEX) 2021 yang berlangsung akhir pekan lalu. Mereka menyampaikan bahwa nilai ekspor cukup stabil dalam lima tahun terakhir.

"Selama lima tahun terakhir, ekspor militer Rusia ke wilayah tersebut tidak pernah turuh di bawah US$ 6 miliar per tahun, mencapai 50% dari total ekspor," ungkap layanan  federal tersebut, seperti dikutip dari TASS.


Secara keseluruhan, pangsa pasar kawasan untuk produk Rusia juga cukup stabil, mencapai 40% hingga 50% dari total volume pesanan.

Menurut layanan tersebut, sebenarnya ekspor ke wilayah mana pun mengalami naik dan turun dari waktu ke waktu. Beberapa faktor jadi penyebab, termasuk siklus permintaan untuk produk tertentu.

Baca Juga: Militer Rusia berhasil jinakkan lebih dari 580 ranjau darat AS di daratan Laos

Selama 15 tahun terakhir, hubungan kerja sama Rusia dan dua wilayah tersebut memang semakin erat dan hampir tidak pernah mengalami gangguan. Hal ini juga yang membuat arus ekspor produk militer Rusia ke sana cukup lancar.

Begitu pun sebaliknya, kepercayaan negara-negara Timur Tengah dan Afrika kepada Rusia dan produk militernya juga terus meningkat sehingga pesanan terus mengalir.

"Negara-negara Timur Tengah tetap menjadi mitra andal Rusia dalam hal kerja sama militer-teknis selama bertahun-tahun, dan hubungan negara kita memiliki prospek yang bagus," lanjut dinas federal tersebut.

IDEX 2021 dimulai di Abu Dhabi pada Sabtu 20 Februari lalu. Dikutip dari Gulf News, pameran tersebut mempertemukan lebih dari 24 ahli dan spesialis di sektor pertahanan.

Dengan tema 'The Prosperity and Development of Artificial Intelligence and Advanced Technology and the Protection in the Era of the 4IR', lebih dari 2.400 delegasi dari 80 negara bergabung dalam pameran dan konferensi tersebut.

Selanjutnya: Rusia: Senjata hipersonik menjadi tulang punggung pasukan penangkal non-nuklir