KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, memperkirakan kinerja ekspor minyak sawit Indonesia masih akan seret hingga akhir 2025 jika pemerintah tidak segera melakukan penyesuaian kebijakan harga dan bea ekspor. “Indonesia perlu menurunkan harga jual CPO di pasar global agar lebih kompetitif, dan sementara waktu mempertimbangkan penurunan bea keluar (BK) untuk produk sawit ekspor,” ujar Sahat kepada Kontan, Selasa (7/10/2025). Menurutnya, langkah tersebut penting untuk menahan penurunan permintaan dari pasar utama seperti India, apalagi saat harga minyak nabati pesaing seperti soyoil lebih murah di pasar dunia.
Ekspor Minyak Sawit Diproyeksi Seret hingga Akhir 2025, Apa Sebabnya?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, memperkirakan kinerja ekspor minyak sawit Indonesia masih akan seret hingga akhir 2025 jika pemerintah tidak segera melakukan penyesuaian kebijakan harga dan bea ekspor. “Indonesia perlu menurunkan harga jual CPO di pasar global agar lebih kompetitif, dan sementara waktu mempertimbangkan penurunan bea keluar (BK) untuk produk sawit ekspor,” ujar Sahat kepada Kontan, Selasa (7/10/2025). Menurutnya, langkah tersebut penting untuk menahan penurunan permintaan dari pasar utama seperti India, apalagi saat harga minyak nabati pesaing seperti soyoil lebih murah di pasar dunia.
TAG: