Ekspor minyak sawit per Oktober turun 5,6%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) pada Oktober 2017 turun dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi menurunnya permintaan India dan Pakistan.

"India dan pakistan lebih memilih memakai soybean," ujar Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusahan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Togar Sitanggang kepada KONTAN, Minggu (17/12).

Pakistan membukukan penurunan permintaan sebesar 32%. September 2017, permintaan minyak sawit dari Pakistan sebesar 211.520 ton, namun pada Oktober turun menjadi 144.260 ton.


Selain Pakistan, penurunan permintaan juga terjadi di India sebesar 16%. India sebelumnya membukukan permintaan minyak sawit sebesar 650.750 ton pada September, merosot menjadi 544.170 ton pada Oktober.

Togar bilang, India dan Pakistan lebih menggunakan produk lokal, karena produksi yang cukup baik. Namun, ia meyakini kondisi tersebut tidak akan selamanya membuat minyak sawit tertekan. Hal itu dikarenakan kedua komoditas tersebut saling berpengaruh satu sama lain. Kenaikan pada satu komoditas bisa membuat komoditas lain turun.

"Tidak mungkin selamanya naik ataupun turun," terang Togar.

Berdasarkan data Gapki, ekspor CPO pada Oktober turun 5,6% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi sebesar 2,6 juta ton. Meski begitu terdapat kenaikan penjualan di beberapa daerah tujuan ekspor. Negara tersebut di antaranya China, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Bangladesh.

Togar bilang, ke depan, penjualan minyak sawit akan dapat bersaing dengan minyak nabati lainnya. Hal tersebut melihat pertumbuhan penduduk yang akan meningkatkan kebutuhan. "Selama penduduk dunia tumbuh, kelapa sawit dibutuhkan," ujarnya.

Adapun, produksi minyak sawit Indonesia terus meningkat. Pada Oktober 2017, produksi minyak sawit nasional sebesar 4,16 juta ton. Sementara bulan sebelumnya produksi minyak sawit sekitar 4,03 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini