Ekspor mutiara Indonesia terus meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor mutiara Indonesia dalam lima bulan pertama 2018 mengalami kenaikan. Kenaikan ini berkat bantuan program budi daya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang meningkatkan produktivitas pengusaha budi daya mutiara.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, pada periode Januari-Mei 2018, nilainya telah mencapai US$ 1,94 juta alias naik 32,16% dibanding setahun lalu, sedangkan volumenya mencapai 2.963 kilogram dan naik 64,78% yoy.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) Mulyanto menyatakan ekspor mutiara terus naik seiring dengan bertambahnya produksi mutiara. Pasalnya, pasar utama mutiara Indonesia berasal dari permintaan internasional yang terus berusaha dipenuhi oleh pengusaha.


Tahun ini, Mulyanto perkirakan produksi mutiara bisa berkisar hingga 8 ton. Angka ini menurutnya mengalami kenaikan 10% dibandingkan tahun lalu. Dalam kisaran 6-8 ton produksi, ia menilai hanya 500 kilogram yang beredar di Indonesia. Sedangkan sisanya di ekspor untuk konsumen di Australia, Eropa dan Amerika Serikat.

"Produksinya naik karena bantuan dari Kementerian, di Lombok ada budi daya laut di Sekotong dan di Karangasem, Bali, mereka membuat pembenihan dan budidaya kerang mutiara," jelas Mulyanto kepada Kontan.co.id, Rabu (5/7).

Bantuan yang dimaksud adalah lokasi Balai Budidaya Laut Sekotong, di Nusa Tenggara Barat dan Balai Pembenihan Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem, Bali.

Sedangkan mengenai minat pasar, Mulyanto menyatakan produk mutiara Indonesia termasuk gemar diincar terutama mutiara yang dibiakkan dari area Maluku dan Papua. Pasalnya, pembudidaya mutiara di area tersebut melakukannya di area alam sehingga menghasilkan butir mutiara yang memiliki kilau yang pekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto