JAKARTA. Kinerja ekspor mutiara diprediksi bakal berkilau. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksikan ekspor mutiara tahun ini lebih besar dari sebelumnya.Berdasarkan data KKP, ekspor mutiara Indonesia pada 2010 lalu sebanyak 5 ton dengan nilai sekitar US$ 30 juta. Untuk tahun ini, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Victor Nikijuluw meramalkan bisa mencapai 7 ton dengan nilai sekitar US$ 36 juta-US$ 40 juta.Victor beralasan, target ekspor mutiara tahun ini lebih luas ketimbang sebelumnya. Tahun lalu, mutiara nasional hanya diekspor ke Hongkong dan India saja. Namun pada tahun ini, Indonesia sudah mulai membuka ekspor mutiara ke negara-negara Amerika Tengah seperti Haiti. Victor bilang negara-negara itu dipandang potensial karena permintaan mutiara dari sana cukup tinggi. Saat ini, Indonesia termasuk negara penghasil mutiara terbesar di dunia. Produksi mutiara mencapai rata-rata sebanyak 12 ton per tahun atau sekitar 43% dari total produksi dunia. Berdasarkan pantauan KKP, saat ini sudah ada 27 perusahaan skala menengah dan besar yang membudidayakan mutiara."Dari sisi kuantitas kita sudah cukup lumayan," kata Victor ketika dihubungi KONTAN, akhir pekan lalu.Namun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan terutama dalam peningkatan kualitas mutiara. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad mengatakan, tingginya produksi mutiara nasional ternyata tidak beriringan dengan peningkatan kualitasnya. Hal ini membuat harga mutiara Indonesia masih lebih rendah dibandingkan mutiara Australia. "Mutiara Indonesia harus lebih ditingkatkan kualitasnya, agar harganya dapat bersaing dengan negara produsen lain," kata Fadel.Fadel bilang, pihaknya sudah menginisiasi beberapa program guna mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas mutiara nasional. Pertama, KKP sudah membangun Broodstock Center Mutiara di Karang Asem, Bali. Ini menjadi pusat penelitian, pengembangan bibit dan kualitas mutiara Indonesia. Kedua, KKP membentuk Direktorat Pengembangan Produk Perikanan Non-Konsumsi di bawah Ditjen P2HP guna lebih mensistematiskan pengembangan ekspor mutiara dan produk non-konsumsi lainnya. KKP juga sudah mendorong terbitnya Standar Nasional Indonesia Mutiara (SNI Mutiara) yaitu SNI 4989:2011. Hal ini bakal ditindaklanjuti dengan membuat label kualitas mutiara Indonesia (IQPL).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor mutiara tahun ini diperkirakan bakal kinclong
JAKARTA. Kinerja ekspor mutiara diprediksi bakal berkilau. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksikan ekspor mutiara tahun ini lebih besar dari sebelumnya.Berdasarkan data KKP, ekspor mutiara Indonesia pada 2010 lalu sebanyak 5 ton dengan nilai sekitar US$ 30 juta. Untuk tahun ini, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Victor Nikijuluw meramalkan bisa mencapai 7 ton dengan nilai sekitar US$ 36 juta-US$ 40 juta.Victor beralasan, target ekspor mutiara tahun ini lebih luas ketimbang sebelumnya. Tahun lalu, mutiara nasional hanya diekspor ke Hongkong dan India saja. Namun pada tahun ini, Indonesia sudah mulai membuka ekspor mutiara ke negara-negara Amerika Tengah seperti Haiti. Victor bilang negara-negara itu dipandang potensial karena permintaan mutiara dari sana cukup tinggi. Saat ini, Indonesia termasuk negara penghasil mutiara terbesar di dunia. Produksi mutiara mencapai rata-rata sebanyak 12 ton per tahun atau sekitar 43% dari total produksi dunia. Berdasarkan pantauan KKP, saat ini sudah ada 27 perusahaan skala menengah dan besar yang membudidayakan mutiara."Dari sisi kuantitas kita sudah cukup lumayan," kata Victor ketika dihubungi KONTAN, akhir pekan lalu.Namun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan terutama dalam peningkatan kualitas mutiara. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad mengatakan, tingginya produksi mutiara nasional ternyata tidak beriringan dengan peningkatan kualitasnya. Hal ini membuat harga mutiara Indonesia masih lebih rendah dibandingkan mutiara Australia. "Mutiara Indonesia harus lebih ditingkatkan kualitasnya, agar harganya dapat bersaing dengan negara produsen lain," kata Fadel.Fadel bilang, pihaknya sudah menginisiasi beberapa program guna mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas mutiara nasional. Pertama, KKP sudah membangun Broodstock Center Mutiara di Karang Asem, Bali. Ini menjadi pusat penelitian, pengembangan bibit dan kualitas mutiara Indonesia. Kedua, KKP membentuk Direktorat Pengembangan Produk Perikanan Non-Konsumsi di bawah Ditjen P2HP guna lebih mensistematiskan pengembangan ekspor mutiara dan produk non-konsumsi lainnya. KKP juga sudah mendorong terbitnya Standar Nasional Indonesia Mutiara (SNI Mutiara) yaitu SNI 4989:2011. Hal ini bakal ditindaklanjuti dengan membuat label kualitas mutiara Indonesia (IQPL).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News