JAKARTA. Lagi, ekspor nonmigas menjadi penyelamat neraca dagang untuk bisa mencatat surplus. Volume permintaan ekspor yang tetap tinggi meskipun harga turun menjadi pendongkrak kinerja ekspor. Tidak heran, data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Desember 2014 bisa surplus US$ 186,8 juta setelah bulan sebelumnya defisit US$ 425,7 juta. Neraca non migas tercatat surplus US$ 1,22 miliar, naik dibanding surplus bulan sebelumnya yang hanya US$ 940,4 juta. Sementara itu, neraca migas masih mencatat defisit US$ 1,04 miliar. Neraca non migas mencatat surplus yang tinggi karena ekspor non migas yang menanjak. Kepala BPS Suryamin mengatakan dari sisi harga, ekspor non migas andalan pemerintah seperti minyak kelapa sawit atau CPO mengalami penurunan harga pada tahun 2014. Data terakhi BPS mencatat harga CPO turun 1,13% pada bulan Desember bila dibanding bulan sebelumnya.
Namun, kinerja ekspor lemak dan minyak hewan/nabati di mana CPO sebagai komponen terbesarnya mengalami kenaikan nilai ekspor hingga 14,43% pada tahun 2014 jika dibanding tahun 2013. Sepanjang tahun 2014 ekspor lemak dan minyak/hewan nabati mencapai US$ 21,06 miliar, tahun 2013 hanya US$ 19,22 miliar. Dari sisi volume, volume kelompok ekspor non migas terbesar Indonesia ini mencatat angka 26,51 juta ton pada tahun 2014. Volume ini naik 6,24% dibanding tahun 2013 yang sebesar 24,95 juta ton.