KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana lebih giat memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) perhiasan untuk terus memperluas akses pasarnya baik kancah domestik maupun global. Adapun langkah yang akan dijalankan adalah mengajak para pelaku IKM perhiasan ikut serta dalam ajang pameran berskala nasional atau internasional.
Baca Juga: Batal di Israel, Miss Universe 2019 akan digelar di Amerika Serikat “Kami mendorong pertumbuhan IKM perhiasan di Indonesia dalam rangka mendukung target pemerintah untuk menggenjot nilai ekspor nasional, khususnya di sektor industri pengolahan nonmigas. Ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo untuk memacu nilai ekspor nasional, " kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawanigsih di Jakarta sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan pada Senin (21/10). Terkait usaha Kemenperin memajukan akses pasar untuk pelaku IKM perhiasan, pada 17 Oktober lalu, Dirjen IKMA juga telah meresmikan pembukaan Surabaya International Jewellery Fair 2019.
Baca Juga: BPS catat kinerja ekspor turun 1,29% pada September 2019 Pameran ini terselenggara hasil kerja sama antara Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Provinsi Jawa Timur Pada pameran yang berlangsung hingga 20 Oktober 2019 di Grand Ballroom Shangri La Hotel, Surabaya, Jawa Timur tersebut, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin memfasilitasi 30 pelaku IKM yang menampilkan berbagai perhiasan dan aksesoris dengan kualitas unggulan produk terbaiknya, seperti perak, emas, berlian, mutiara dan permata serta batu-batuan. Gati memaparkan, industri perhiasan pada hakikatnya merupakan salah satu pendukung industri fesyen yang merupakan salah satu subsektor dari 16 sektor industri kreatif.
Baca Juga: Kisah cincin pertunangan Putri Diana yang melahirkan amarah "Industri perhiasan Indonesia memiliki peluang pasar yang besar dengan didukung oleh kreativitas para pengrajinnya yang mampu menghasilkan berbagai produk perhiasan sesuai tren pasar saat ini," ungkapnya. Berdasarkan catatan Kemenperin, pada tahun 2018, nilai ekspor perhiasan mencapai US$2,05 miliar. Sementara itu, pada Januari-Agustus 2019 telah menembus hingga US$1,47 miliar, naik dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar US$1,3 miliar. Adapun negara tujuan ekspor produk perhiasan nasional masih didominasi oleh Singapura, Swiss, Hongkong, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Italia yang mencapai 97% dari total ekspor.
Baca Juga: Ini sejumlah indikator yang menunjukkan Hong Kong akan jatuh ke jurang resesi Selanjutnya di Jawa Timur sendiri saat ini ada lebih dari 26 pengusaha besar skala menengah, dan 1.854 pengusaha kecil di sektor perhiasan. Ini pengembangannya sangat luar biasa, karena bahan baku dan proses industrinya ada di sini," imbuhnya. Dalam meningkatkan daya saing IKM perhiasan, Kemenperin telah melakukan beberapa upaya, di antaranya adalah pelatihan dan pendampingan tenaga ahli desainer, serta bantuan mesin dan peralatan khususnya di Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang dapat dimanfaatkan oleh IKM di sentra.
Selanjutnya, promosi dan pemasaran melalui pameran dalam dan luar negeri, peningkatan keterampilan SDM melalui pendidikan dan pelatihan produksi, serta perbaikan iklim usaha terkait dengan regulasi di bidang fiskal untuk kemudahan impor bahan baku.
Baca Juga: Jangan terlewatkan, promo e-commerce di pesta belanja online 10.10 hari ini Gati berharap, upaya tersebut dapat memberikan dampak positif, baik bagi pelaku industri perhiasan maupun masyarakat secara umum, melalui pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto