JAKARTA. Perum Perhutani turut merasakan dampak perlambatan ekonomi dunia. Selama paruh pertama tahun ini, ekspor produk kayu maupun non -kayu perusahaan pelat merah itu menurun hingga 5%. Penyebabnya adalah permintaan dari negara-negara yang menjadi tujuan ekspor berkurang. Direktur Utama Perhutani Mustoha Iskandar mengakui, ekspor menyusut karena perusahaannya masih menggantungkan pasar ekspor ke Eropa dan Cina. Tidak mau kinerja ekspornya terus terpuruk, Perhutani akan mencari pasar baru. "Kami akan beralih ke Timur Tengah," ujar Mustoha di Jakarta, Senin (13/7). Selain itu, Perhutani juga akan menggenjot penjualan domestik, khususnya untuk gondorukem dan terpentin, produk olahan getah pinus yang biasa dipakai untuk bahan baku industri kimia. Menurut Mustoha, potensi kedua produk tersebut sebenarnya amat besar, hanya saja Indonesia masih lebih banyak mengimpor.
Ekspor Perhutani merosot 5%
JAKARTA. Perum Perhutani turut merasakan dampak perlambatan ekonomi dunia. Selama paruh pertama tahun ini, ekspor produk kayu maupun non -kayu perusahaan pelat merah itu menurun hingga 5%. Penyebabnya adalah permintaan dari negara-negara yang menjadi tujuan ekspor berkurang. Direktur Utama Perhutani Mustoha Iskandar mengakui, ekspor menyusut karena perusahaannya masih menggantungkan pasar ekspor ke Eropa dan Cina. Tidak mau kinerja ekspornya terus terpuruk, Perhutani akan mencari pasar baru. "Kami akan beralih ke Timur Tengah," ujar Mustoha di Jakarta, Senin (13/7). Selain itu, Perhutani juga akan menggenjot penjualan domestik, khususnya untuk gondorukem dan terpentin, produk olahan getah pinus yang biasa dipakai untuk bahan baku industri kimia. Menurut Mustoha, potensi kedua produk tersebut sebenarnya amat besar, hanya saja Indonesia masih lebih banyak mengimpor.