JAKARTA. Ekspor non-migas Indonesia ke Jepang yang sempat turun akibat bencana tsunami di negara itu pada Maret 2011 kembali menggeliat. Ekspor pada bulan September kemarin mencapai titik tertinggi pada sembilan bulan pertama tahun ini. Sejumlah komoditas pertanian dan kehutanan menjadi salah satu pendorong peningkatan tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada September 2011 mencapai US$ 1,69 miliar, tumbuh double digit, 13,31% dari Agustus 2011 US$ 1,49 miliar. Ini merupakan pertumbuhan double digit pertama pada periode tahun ini. Ekspor tersebut juga melampaui nilai ekspor pada Februari 2011 sebesar US$ 1,64 miliar. Jepang dilanda gempa dan tsunami 11 Maret 2011. Dengan pencapaian ini, ekspor Indonesia ke Jepang pada periode Januari-September 2011 mencapai US$ 13,62 miliar, tumbuh 15,81% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 11,76 miliar. "Setelah pulih dari bencana alam, industri-industri di Jepang mulai aktiv," kata Suharto Honggokusumo, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapki), kemarin.
Ekspor pertanian ke Jepang meningkat
JAKARTA. Ekspor non-migas Indonesia ke Jepang yang sempat turun akibat bencana tsunami di negara itu pada Maret 2011 kembali menggeliat. Ekspor pada bulan September kemarin mencapai titik tertinggi pada sembilan bulan pertama tahun ini. Sejumlah komoditas pertanian dan kehutanan menjadi salah satu pendorong peningkatan tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada September 2011 mencapai US$ 1,69 miliar, tumbuh double digit, 13,31% dari Agustus 2011 US$ 1,49 miliar. Ini merupakan pertumbuhan double digit pertama pada periode tahun ini. Ekspor tersebut juga melampaui nilai ekspor pada Februari 2011 sebesar US$ 1,64 miliar. Jepang dilanda gempa dan tsunami 11 Maret 2011. Dengan pencapaian ini, ekspor Indonesia ke Jepang pada periode Januari-September 2011 mencapai US$ 13,62 miliar, tumbuh 15,81% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 11,76 miliar. "Setelah pulih dari bencana alam, industri-industri di Jepang mulai aktiv," kata Suharto Honggokusumo, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapki), kemarin.