Ekspor produk manufaktur berbasis industri lokal perlu digenjot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) masih menilai sektor manufaktur bisa menjadi andalan ekspor. Potensi sektor manufaktur dibeberapa industri masih memiliki daya saing yang kompetitif di pasar global.

Benny Soetrisno, Ketua GPEI mengatakan, sektor manufaktur berbahan baku lokal bisa digenjot untuk ekspor. Syaratnya, pemerintah harus membuka akses-akses pasar tujuan ekspor baru melalui perjanjian perdagangan.

“Manufaktur yang berbahan baku dalam negeri misalnya itu ban itu kan karet. Lalu industri turunan kelapa sawit juga bahan baku dari dalam negeri dan furniture,” ujarnya kepada kontan.co.id, Rabu (9/1).


Selain itu, GPEI melihat peluang memasarkan produk berbahan baku seperti singkong, sagu, ikan dan lainnya. Namun itu semua harus digandeng sektor manufaktur lokal untuk memberikan nilai tambah.

Tahun ini GPEI berharap komposisi bahan baku lokal bisa ditingkatkan, pasalnya saat ini banyak industri manufaktur yang masih mengandalkan bahan baku impor. Dengan adanya Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) membuat sulitnya pengguna bahan baku lokal untuk bersaing.

“Tekstil misalnya itu kontribusinya besar terhadap lapangan kerja, bahan baku sebenarnya sudah ada tetapi fasilitasnya tidak diberikan. Saya bergerak di tekstil kalau ambil (bahan baku) mereka ambil (bahan baku) dari Purwakarta tetapi itu ada tambahan PPn jadi lebih baik ambil serat rayon dari Tiongkok ada fasilitas KITE,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli