KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Lembaga think-tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada Senin (14/3) melaporkan, pengiriman senjata ke Eropa meningkat di tengah ketegangan Rusia dan Ukraina. Dalam lima tahun terakhir, SIPRI mencatat, perdagangan senjata global cenderung melambat dan menyusut 5%. Di saat yang bersamaan, pengiriman ke negara-negara di Eropa meningkat 19%. Persentase itu dicatat SIPRI sebagai pertumbuhan terbesar di kawasan dunia mana pun.
"Kemerosotan parah dalam hubungan antara sebagian besar negara Eropa dan Rusia merupakan pendorong penting pertumbuhan impor senjata Eropa," ungkap SIPRI, seperti dikutip Reuters. Baca Juga: Presiden Ukraina: Rusia bakal Menyerang Negara-Negara Anggota NATO SIPRI menyebutkan, impor senjata yang tinggi biasanya terjadi di negara-negara yang tidak mampu memenuhi kebutuhan militernya melalui industri dalam negeri. Inggris, Norwegia, dan Belanda adalah importir terbesar di Eropa Impor senjata utama Ukraina disebut cukup terbatas dalam periode pemantauan SIPRI, meskipun ada ketegangan dengan Rusia. Bahkan, ketika invasi dimulai akhir bulan lalu. SIPRI memprediksikan, impor senjata Eropa akan meningkat di tahun-tahun berikutnya. Beberapa negara Eropa baru-baru ini bahkan telah memesan pesawat tempur dari AS dalam jumlah besar.