Ekspor sepatu ke Jepang bisa turun 30%



JAKARTA. Bencana tsunami Jepang bisa mengancam industri. Salah satunya adalah industri sepatu. Sebelumnya pasar Jepang adalah pasar permintaan paling besar di pasar Asia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko, para pembeli di Jepang sedang melakukan penghitungan kerugian karena pabrik dan pembelinya menjadi korban gempa dan tsunami."Ada ancaman penurunan tajam penjualan yang tajam bulan ini," ungkap Eddy kepada KONTAN, Senin (28/3).

Eddy mengakui belum menerima pemesanan kloter kedua tahun ini. Ia bilang, menerima informasi saat ini para pembeli di Jepang sedang merekapitulasi kerugian. Para distributor sepatu di Tokyo dan Osaka sedang melakukan penagihan terhadap para konsumen yang terkena bencana. Karena kondisi inilah diperkirakan para buyer menunda untuk membeli sepatu dulu dari Indonesia."Diperkirakan mereka akan menunda pesanan," ungkapnya.

Produsen sepatu yang biasa di ekspor ke Jepang adalah jenis sepatu olahraga. Setelah diekspor sepatu tersebut diberi merek oleh para prinsipal. Ambil contoh salah satu prinsipal sepatu olahraga asal Jepang yakni Mizuno menerima suplai sepatu dari PT Panarub Dwikarya. Perusahan ini berdomosoli di Tangerang Banten. Merek sepatu Mizuno tersebut dijual untuk kebutuhan piala dunia 2010. Ekspor Panarub kepada Mizuno ini diperkirakan mencapai 70.000 pasang perbulan. Karena penundaan pembelian sepatu oleh prinsipal dari Jepang, maka Eddy memperkirakan ekspor ke negeri Sakura itu bisa melorot hingga 30%. Sebagai gambaran komposisi pasar ekspor sepatu pada 2010, sebanyak 40 % sepatu diekspor ke Eropa, 23% diekspor ke Amerika Serikat, dan sisanya 37% diekspor ke Jepang dan Meksiko. "Ekspor ke Jepang akan menurun tajam," ungkap Eddy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri