JAKARTA. Hingga September 2008, ekspor non migas Indonesia masih aman, yaitu senilai US$ 12,23 milliar. Bahkan nilai ekspor bulan Januari sampai September 2008 sudah mencapai angka psikologis sebesar US$ 107 miliar. Pencapaian ekspor tersebut, seperti biasa, masih didominasi oleh pertumbuhan ekspor Crude Palm Oil (CPO). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan capaian ekspor tahun ini secara keseluruhan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 angka psikologis di atas US$ 100 milliar tercapai setelah 10 bulan dan 2006 tercapai setelah 12 bulan."CPO memberikan peranan besar walau harga berfluktuasi, karena naik turunnya nilai ekspor ditentukan CPO," katanya di Jakarta, Senin (3/11). Walau masih dikatakan aman, namun nilai ekspor Indonesia September 2008 sebesar US$ 12,23 miliar lebih rendah 2,15% dibanding ekspor Agustus 2008. Penurunan itu disebabkan oleh menurunnya ekspor migas sebesar 17,13% dari US$2.937 juta menjadi US$ 2.434 juta. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh harga komoditi yang mengalami penurunan. Sehingga ekspor minyak mentah turun 14,50% menjadi US$ 1.011 juta, ekspor hasil minyak turun sebesar 39,05% menjadi US$ 234,7 juta dan ekspor gas turun sebesar 13,23 % menjadi US$ 1.187,7 juta. Sementara itu untuk ekspor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 2,45% dari US$ 9.562 juta menjadi US$ 9.796 juta. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar September 2008 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 303,0 juta sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 191, 2 juta. Ekspor nonmigas ke Jepang September 2008 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,24 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,23 miliar dan Singapura US$ 795,1 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,26%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,28 miliar. Bukti belum terpengaruhnya kinerja ekspor pada September 2008 juga terbukti dengan masih nilai ekspor ke Amerika Serikat yang masih mengalami peningkatan sebesar US$ 141,8 juta menjadi US$ 1.227,4 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor September 2008 Tembus Angka Psikologis
JAKARTA. Hingga September 2008, ekspor non migas Indonesia masih aman, yaitu senilai US$ 12,23 milliar. Bahkan nilai ekspor bulan Januari sampai September 2008 sudah mencapai angka psikologis sebesar US$ 107 miliar. Pencapaian ekspor tersebut, seperti biasa, masih didominasi oleh pertumbuhan ekspor Crude Palm Oil (CPO). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan capaian ekspor tahun ini secara keseluruhan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 angka psikologis di atas US$ 100 milliar tercapai setelah 10 bulan dan 2006 tercapai setelah 12 bulan."CPO memberikan peranan besar walau harga berfluktuasi, karena naik turunnya nilai ekspor ditentukan CPO," katanya di Jakarta, Senin (3/11). Walau masih dikatakan aman, namun nilai ekspor Indonesia September 2008 sebesar US$ 12,23 miliar lebih rendah 2,15% dibanding ekspor Agustus 2008. Penurunan itu disebabkan oleh menurunnya ekspor migas sebesar 17,13% dari US$2.937 juta menjadi US$ 2.434 juta. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh harga komoditi yang mengalami penurunan. Sehingga ekspor minyak mentah turun 14,50% menjadi US$ 1.011 juta, ekspor hasil minyak turun sebesar 39,05% menjadi US$ 234,7 juta dan ekspor gas turun sebesar 13,23 % menjadi US$ 1.187,7 juta. Sementara itu untuk ekspor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 2,45% dari US$ 9.562 juta menjadi US$ 9.796 juta. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar September 2008 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 303,0 juta sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 191, 2 juta. Ekspor nonmigas ke Jepang September 2008 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,24 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 1,23 miliar dan Singapura US$ 795,1 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,26%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,28 miliar. Bukti belum terpengaruhnya kinerja ekspor pada September 2008 juga terbukti dengan masih nilai ekspor ke Amerika Serikat yang masih mengalami peningkatan sebesar US$ 141,8 juta menjadi US$ 1.227,4 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News