KUALA LUMPUR. Surutnya permintaan ekspor dari Malaysia telah menggerus harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) dalam sepekan ini. Ini artinya, koreksi harga sudah berlangsung dalam dua pekan berturut-turut.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange terpangkas 1% ke posisi RM 3.444 (US$ 1.123) per metrik ton, sebelum bergulir ke level RM 3.455 pada pukul 16.56 waktu Kuala Lumpur. Jika dihitung dalam sepekan, harga minyak nabati ini telah tumbang 1,6%, melanjutkan koreksi di pekan sebelumnya yang mencapai 2,6%.Hari ini, surveyor Intertek melaporkan, ekspor dari Malaysia dalam 20 hari pertama di bulan April turun 5,6% menjadi 844.453 ton dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Penurunan tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi 15 hari pertama yang mencapai 15%. Surutnya ekspor mengindikasikan permintaan bakal surut. Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd menyebut, data ekspor yang menunjukkan penurunan lebih kecil, mungkin sedikit positif. Tapi, intinya pengiriman tetap berkurang. Meski belakangan terkoreksi, namun Direktur Godrej International Ltd Dorab Mistry tetap optimis, harga minyak sawit bisa mencapai level RM 4.000 pada akhir Juni. "Fundamental belum benar-benar berubah banyak, sehingga harga masih akan mungkin naik," imbuh Ng.
Ekspor surut, CPO terpangkas 1,6% dalam sepekan
KUALA LUMPUR. Surutnya permintaan ekspor dari Malaysia telah menggerus harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) dalam sepekan ini. Ini artinya, koreksi harga sudah berlangsung dalam dua pekan berturut-turut.Kontrak CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange terpangkas 1% ke posisi RM 3.444 (US$ 1.123) per metrik ton, sebelum bergulir ke level RM 3.455 pada pukul 16.56 waktu Kuala Lumpur. Jika dihitung dalam sepekan, harga minyak nabati ini telah tumbang 1,6%, melanjutkan koreksi di pekan sebelumnya yang mencapai 2,6%.Hari ini, surveyor Intertek melaporkan, ekspor dari Malaysia dalam 20 hari pertama di bulan April turun 5,6% menjadi 844.453 ton dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Penurunan tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi 15 hari pertama yang mencapai 15%. Surutnya ekspor mengindikasikan permintaan bakal surut. Ivy Ng, analis CIMB Group Holdings Bhd menyebut, data ekspor yang menunjukkan penurunan lebih kecil, mungkin sedikit positif. Tapi, intinya pengiriman tetap berkurang. Meski belakangan terkoreksi, namun Direktur Godrej International Ltd Dorab Mistry tetap optimis, harga minyak sawit bisa mencapai level RM 4.000 pada akhir Juni. "Fundamental belum benar-benar berubah banyak, sehingga harga masih akan mungkin naik," imbuh Ng.