Ekspor tambang terjungkal di bulan Juni



JAKARTA. Ekspor mineral dan batubara sepanjang Juni 2012 anjlok dibandingkan Mei 2012. Berdasarkan data ekspor Kementerian Perdagangan, ada lima komoditas yang mencatat penurunan ekspor, yaitu; batubara, nikel, tembaga (copper), bijih besi (Iron Ore) dan bauksit.

Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag, Thamrin Latuconsina mengatakan, penurunan ekspor bukan karena adanya kebijakan pengetatan ekspor mineral oleh pemerintah. "Tetapi memang karena kondisi ekspor melemah, akibat melemahnya ekonomi di Eropa," kata Thamrin kepada KONTAN, Rabu (25/7).

Dari lima komoditas tambang yang mencatat penurunan ekspor itu, ekspor bauksit yang mengalami penurunan ekspor terparah. Pada Mei 2012, ekspor bauksit mencapai 2,36 juta ton. Sementara pada bulan Juni 2012, sama sekali tidak ada ekspor bauksit.


Begitu juga dengan ekspor nikel yang mengalami penurunan hingga 78% di bulan Juni 2012 dibandingkan dengan Mei 2012. Selama bulan Juni, ekspor nikel hanya mencapai 572.106 ton, padahal pada Mei sebelumnya, ekspor nikel bisa mencapai 2,8 juta ton.

Berbeda dengan Thamrin, Ketua Asosiasi Nikel Indonesia, Shelby Ihsan Saleh mengatakan, lesunya ekspor nikel karena diterapkannya kebijakan aturan pengetatan ekspor mineral oleh pemerintah.

Ia menjelaskan, ekspor biji nikel tercatat hanya ada 6 kapal, turun dibanding sebelumnya yang mencapai 15-20 kapal per bulan. "Enam kapal itu diantaranya adalah Antam dua kapal dan beberapa perusahaan lainnya. Nikelnya kebanyakan dari Sulawesi," kata Shelby.

Shelby memprediksi ekspor Nikel tak akan mencapai 37 juta ton seperti tahun lalu. "Padahal, permintaan dari Jepang dan China cukup besar," kata Shelby. Berdarkan data Kemendag, ekspor Nikel sepanjang Januari-Juni 2012 mencapai 19,45 juta ton.

Hal yang sama juga terjadi pada ekspor Tembaga yang mengalami penurunan hingga 98%. Pada Mei, ekspor Tembaga mencapai 193.941 ton. Pada Juni, ekspor Tembaga anjlok menjadi 20.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri