Ekspor teh lokal diprediksi naik tipis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan pasar internasional akan teh lokal hingga akhir tahun dinilai stabil dengan kenaikan yang tidak signifikan dibanding tahun lalu. Tiap tahun, Indonesia mengekspor sekitar 50.000 ton hingga 70.000 ton teh ke seluruh dunia. Hal ini akibat konsumsi dalam negeri yang bertambah.

“Alhamdulilah ekspor kita masih jalan terutama ke Amerika, Eropa dan Pakistan. Bahkan permintaan banyak, tapi kita enggak bisa penuhi. Ya yang kita ekspor kurang lebih hanya 60% dari produksi 130.000 ton,” Ketua Eksekutif Dewan Teh Indonesia (DTI) Suharyo Husen, saat dihubungi Jumat (19/10).

Tahun ini sekitar 78.000 ton total ekspor teh lokal. Sedangkan sisanya 52 ton untuk konsumsi dalam negeri. Suharyo menyebutkan bahwa konsumsi per kapita masyarakat Indonesia lebih kurang 350 gram per kapita per tahun.


“Kalau angka ekspor kita enggak terlalu banyak ya, karena peningkatan konsumsi dalam negeri ya. Jadi kita boleh dibilang hampir sama pada tahun 2017, 2018 dan tidak banyak perubahan,” ujarnya.

Lebih lanjut beberapa komoditi teh yang sedang bertumbuh saat ini adalah teh specialty seperti the organic dan Indicated Geografis. Peningkatan ekspor teh jenis specialty ini bertumbuh 10%.

“Misalnya teh kayu aro dari Jambi dan teh walini dari Jawa Barat. Ekspornya meningkat, bisa dibilang kurang lebih 10 %-lah,” ujarnya.

Seperti diketahui saat ini beberapa perkebunan the internasional sedang musim panen seperti halnya, Srilangka, China dan India. Namun hal ini tidak menjadi kendala dan membuat ekspor teh lokal semakin menurun.

“Kalau di teh itu tidak ada saingan ya, karena masing-masing sudah punya segmen marketnya sendiri. Karena ini masalah rasa, jadi konsumen kita tidak mudah berpindah. Seperti Inggris, Belanda dan Jerman yang sudah mengenal the Indonesia, mereka tidak mau ganti,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia