JAKARTA. Ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia diperkirakan bakal meningkat hingga dua kali lipat. Syaratnya, pemerintah Indonesia mampu meloloskan kerjasama perdagangan bebas dengan Amerika Serikat dan Eropa. Hal tersebut diungkapkan oleh Ade Sudrajat Usman, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) saat peluncuran program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin / Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, di Jakarta, Rabu (4/3). "Kalau sudah ada kerjasama perdagangan ke Amerika dan Eropa, akan ada peningkatan akses pasar. Bisa meningkatkan ekspor kita hingga dua kali lipat," ujarnya. Menurutnya, Amerika dan Eropa merupakan pasar dengan tingkat konsumsi garmen dan tekstil yang tinggi. "Jika kerjasama perdagangan ini terjadi, juga akan meningkatkan daya saing kita. Soalnya Vietnam dan Myanmar ekspor ke wilayah itu sudah bebas bea masuk," ujar Ade. Untuk diketahui, pada 2014 nilai ekspor TPT Indonesia adalah sekitar US$ 12,6 miliar. Adapun tujuan ekspor tersebut adalah 36% ke Amerika Serikat, Eropa 15%, Timur Tengah 16%, lalu Jepang dan Asia Tenggara sama-sama 7%. Sisanya ke negara lain. Sedangkan untuk impor TPT Indonesia hanya sekitar US$ 8 miliar. Sehingga industri ini masih surplus sebesar US$ 4,6 miliar.
Ekspor tekstil bisa naik dua kali lipat, asal...
JAKARTA. Ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia diperkirakan bakal meningkat hingga dua kali lipat. Syaratnya, pemerintah Indonesia mampu meloloskan kerjasama perdagangan bebas dengan Amerika Serikat dan Eropa. Hal tersebut diungkapkan oleh Ade Sudrajat Usman, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) saat peluncuran program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Melalui Restrukturisasi Mesin / Peralatan Industri Tekstil dan Produk Tekstil serta Industri Alas Kaki, di Jakarta, Rabu (4/3). "Kalau sudah ada kerjasama perdagangan ke Amerika dan Eropa, akan ada peningkatan akses pasar. Bisa meningkatkan ekspor kita hingga dua kali lipat," ujarnya. Menurutnya, Amerika dan Eropa merupakan pasar dengan tingkat konsumsi garmen dan tekstil yang tinggi. "Jika kerjasama perdagangan ini terjadi, juga akan meningkatkan daya saing kita. Soalnya Vietnam dan Myanmar ekspor ke wilayah itu sudah bebas bea masuk," ujar Ade. Untuk diketahui, pada 2014 nilai ekspor TPT Indonesia adalah sekitar US$ 12,6 miliar. Adapun tujuan ekspor tersebut adalah 36% ke Amerika Serikat, Eropa 15%, Timur Tengah 16%, lalu Jepang dan Asia Tenggara sama-sama 7%. Sisanya ke negara lain. Sedangkan untuk impor TPT Indonesia hanya sekitar US$ 8 miliar. Sehingga industri ini masih surplus sebesar US$ 4,6 miliar.