Ekspor tekstil ke Jepang bisa terganggu dalam dua bulan kedepan



JAKARTA. Banyak industri lokal yang khawatir ekspornya bakal melempem pasca gempa dan tsunami yang melanda Jepang tahun ini. Terang saja, Jepang adalah salah satu negara tujuan ekspor berbagai produk dari Indonesia, termasuk tekstil.Namun Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, hingga saat ini para eksportir tekstil di Indonesia belum merasakan dampak terhadap bencana alam yang menerpa Jepang. "Kemungkinan pengaruh terhadap industri tekstil dalam negeri baru dapat terlihat setelah 2 bulan ke depan," katanya. Pasalnya, hingga saat ini pengiriman produk tekstil ke Jepang masih tetap berjalan. Walaupun ada dampaknya, namun tidak begitu signifikan terhadap jumlah ekspor tekstil tahun ini. Sebab pangsa pasar ekspor tekstil ke Jepang hanya 6% dari total ekspor ke seluruh dunia yang mencapai US$ 11 miliar pada tahun 2010. Pasar ekspor tekstil dari Indonesia yang paling besar adalah dari Amerika Serikat yaitu 37% dan disusul oleh Uni Eropa sebesar 18%."Saya berharap dampak bagi ekspor kita tidak begitu besar. Karena jika kita lihat, beberapa industri di Jepang juga tetap berjalan hingga sekarang," kata Gusmardi Bustami Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional.

Bahkan Gusmardi menargetkan ekspor tekstil Indonesia tahun ini bisa meningkat sebesar 20%. Artinya dari total ekspor tekstil yang sebesar US$ 11 miliar pada 2010, tahun ini target ekspor sebesar US$ 13,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini