Ekspor Terbabat, Jepang Siap Pecat Karyawan dan Tutup Pabrik



TOKYO. Ekspor Jepang terjungkal di bulan Desember, dan memberi sinyal bahwa perusahaan-perusahaan di negeri matahari terbit mau tak mau harus menutup sejumlah line di pabriknya dan juga memecat pekerjanya. Pasalnya, perekonomian kian tergiring pada kubangan resesi yang cukup dalam. Ekspor terpelanting 35% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka ekspor Desember tersebut merupakan penurunan yang paling dalam sejak 1980. Kemerosotan di bulan Desember juga membukukan kemunduran sebesar 26,7% dibandingkan bulan sebelumnya. Para ekonom memprediksikan, ekspor ini menyusut 30,3%. Pengiriman ke As, China dan Eropa terkikis cukup besar, malah paling besar dari yang sudah-sudah. Soalnya, resesi global telah menguras permintaan untuk kendaraan dan elektronik asal Jepang. Toyota Motor Corp., Sony Corp. dan Honda Motor Co. bahkan telah meminggirkan ribuan karyawannya dan menutup sejumlah line di pabriknya karena keuntungan dan sahamnya mulai terkikis. "Resesi ini akan dalam dan menyebar kian lebar," kata Kyohei Morita, Chief Japan Economist untuk Barclays Capital di Tokyo. "Dengan angka yang muncul hari ini, maka orang-orang harus bersiap untuk pemecatan maupun pemotongan gaji," tambahnya. Tak hanya ekspor, impor Jepang juga terbabat 21,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini tak akan cukup untuk mencegah defisit perdagangan sebesar 320,7 miliar yen atau setara dengan US$ 3,6 miliar. Resesi global memang meluluhlantakkan emerging market yang menopang penjualan hasil produksi manufaktur Jepang seiring dengan berkurangnya pesanan dari AS dan Eropa. Ekspor ke Asia, yang berkontribusi terhadap separo dari total pengiriman produk Jepang, menciut 36,4% bulan lalu. Misalnya saja, pengiriman ke China tergerus 35,5%. Sementara ekspor Jepang ke AS turun 36,9% dan ke Eropa anjlok 41,8%.


Editor: