Ekspor tertekan, Ekonom: Ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 5,12%-5,16%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 akan berada dikisaran 5,12%-5,16%.

"Sebetulnya bisa tumbuh 5,2% tetapi kinerja ekspor kita tidak bagus jadi itu menekan," jelas Lana saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (31/1).

Dampak global justru negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama perlambatan ekonomi China. Apalagi China mejadi mitra dagang nomor satu bagi Indonesia. Nilai ekspor ke Indonesia ke China mencapai 15%, sedangkan impor dari China mencapai 28,49% dari total impor.


Perlambatan ekonomi China disebabkan oleh dua hal, kapasitas produksi yang sudah mencapai nilai maksimal serta permintaan domestik yang rendah. "Pabrik sudah tdak bisa memproduksi lebih tinggi lagi," jelas Lana.

Sedangkan perlambatan permintaan domestik berkaitan dengan kebijakan satu anak dari pemerintah China. Dengan kebijakan tersebut para orang tua menghemat pengeluaran utuk konsumsi, karena ada kekhawatiran akan masa depan yang ketergantungan pada keturunannya.

Kembali pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, permintaan dalam negeri masih menjadi faktor kuat pendorong pertumbuhan ekonomi. Konsumsi rumah tangga menunjukkan kinerja yang masih bagus salah satunya karena rupiah yang menguat sejak November lalu.

Kemudian investasi juga mengalami kenaikan 11% secara kuartalan. Meskipun investasi asing masih sedikit dibanding investasi dalam negeri.

"Pengeluaran pemerintah juga sangat bagus," jelas dia.

Realisasi belanjan pemerintah sepanjang 2018 sebesar 99,2% atau senilai Rp 2.202,2 triliun. Salah satunya untuk program keluarga harapan (PKH) guna mendorong konsumsi rumah tangga khususnya keluarga miskin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi