Ekspor Thailand Merosot 0,4% di semester I 2012



Bangkok - Bukan hanya Indonesia saja yang mengalami penurunan ekspor, Thailand pun juga merana akibat krisis yang mengganjar zona Eropa. Ekspor selama tujuh bulan pertama tahun ini telah turun 0,4%. Kementerian Perdagangan dikabarkan akan merevisi target ekspor dengan terlebih dahulu membicarakannya dengan sektor swasta. Wakil Menteri Perdagangan Phum Saraphol menjelaskan, pertumbuhan ekspor mengalami penurunan 4,46% atau US$ 19,5 miliar USD bulan Juli 2012 dan turun 0,4% atau US$ 131,8 miliar sepanjang tujuh bulan ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemerosotan ekonomi di Eropa menyebabkan ekspor Thailand menyusut di semua kelompok, terutama di kelompok produk industri sangat penting seperti elektronik, tekstil dan produk karet. Namun, pertumbuhan 22,8% tercatat dalam kelompok mobil dan suku cadang. Sektor agro industri yang menjadi andalan Thailand misalnya, meliputi produk pertanian dan agro-industri turun 6,6%. Produk ini termasuk beras, karet, dan udang beku dan olahan. Di sisi lain, impor pada bulan Juli tercatat sebesar US$ 21,3 miliar, meningkat 13,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produk yang diimpor negeri Gajah Putih mencakup barang-barang modal, mesin dan suku cadang. Nilai total impor dalam tujuh bulan pertama tahun ini adalah US$ 143.900.000.000, meningkat 10,5%. Phum menambahkan bahwa Thailand memiliki defisit perdagangan US$ 1,7 miliar pada bulan Juli dan US$ 12 milyarselama tujuh bulan pertama. Dengan hasil paruh pertama tahun ini, Phum masih mempertimbangkan untuk merevisi target ekspor. Ia mengatakan, pihaknya akan membicarakan masalah ini dengan sektor industri pada tanggal 3 September.

Editor: