Ekspor tuna ke Jepang anjlok hingga 50%



JAKARTA. Kekhawatiran akan dampak negatif tsunami Jepang terhadap ekspor ikan tuna menjadi kenyataan. Victor Nikijuluw, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mengatakan ekspor ikan tuna ke Jepang pekan lalu turun hingga 50%. Biasanya, ekspor tuna Indonesia ke Jepang mencapai 300 ton/minggu. "Namun, minggu lalu ekspor kita hanya 150 ton," ujar Victor, di Jakarta, Senin (21/3). Penurunan tersebut sepenuhnya diakibatkan oleh merosotnya permintaan tuna dari pasar Tsukiji di Tokyo. Selama ini, Tsukiji merupakan salah satu tujuan ekspor tuna Indonesia di Jepang, selain dua daerah lain yaitu Nagoya dan Osaka.

Jenis tuna yang dikirim ke Tsukiji adalah tuna mata besar (big eye tuna), dan jenis swordfish. Namun, sejak gempa dan tsunami menerjang Jepang, pengiriman tuna ke Tokyo terhambat akibat terbatasnya jadwal penerbangan ke Bandara Narita. "Akibatnya, ekspor tuna dari Jakarta dan Denpasar ke sana menurun pada pekan lalu," jelas Victor. Untungnya, kondisi yang menimpa Tokyo tidak terjadi di Nagoya dan Osaka. Victor bilang, pengiriman tuna ke dua daerah tersebut masih lancar dan relatif tidak ada gangguan. Eksportir dari Jakarta dan Denpasar masih bisa mengirimkan tuna sirip kuning yang biasa diminta oleh dua daerah tersebut. "Saya berharap ekspor ke Nagoya dan Osaka dapat mengompensasi penurunan ekspor tuna yang terjadi di Tsukiji," tandas Victor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: