JAKARTA. Tingginya permintaan ekspor tuna dari Indonesia, membuat PT Cardig Air berencana meningkatkan frekuensi penerbangan angkutan tunanya. Saat ini Cardig memiliki rute berjadwal Padang-Singapura yang khusus mengangkut tuna tangkapan dari Sumatera Barat untuk kemudian dikirim ke Jepang."Saat ini frekuensinya baru satu kali per minggu. Bukan tidak mungkin kami menambah frekuensi menjadi dua atau tiga kali dalam satu minggu," kata Presiden Direktur Cardig Boyke Soebroto.Menurut Boyke, dengan dibukanya rute ekspor langsung tersebut bias menghemat waktu pengiriman tuna menjadi satu hari saja untuk sampai ke pelelangan ikan di Tokyo. Sehingga kualitas dan harga tuna yang dikirimkan menggunakan penerbangan langsung lebih terjaga. Sebelumnya,eksportir tuna harus membawa tuna tangkapannya ke Jakarta sebelum diterbangkan ke Jepang."Dengan menggunakan Boeing 737-300 Freighter berkapasitas angkut 17 ton, kami menjamin kepastian space dan load angkutan ekspor tuna yang terus bertambah. Frekuensi penerbangan bisa ditambah sesuai kebutuhan pasar," katanya.Senior Officer Publication Cardig Laura Rosalia bilang rute Padang-Singapura dilayani Cardig berdasarkan permintaan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat."Klien Cardig disana adalah Pak Buyung, seorang pengusaha eksportir tuna. Untuk membawa tuna itu dari Singapura ke Jepang, Cardig bekerjasama interliner dengan maskapai Nippon Cargo Airline (NCA). Setiap kali penerbangan loadnya sekitar 12 ton," kata Laura.Sampai saat ini, Cardig telah menerbangi rute Padang-Singapura sekitar 39 kali dengan total volume 408.909 kilogram tuna segar. Begitu sampai Singapura, tuna tersebut dikirimkan ke sejumlah negara lain seperti Jepang, Australia, Eropa dan negara Asia lainnya.Ekspor tuna asal Padang banyak dipasok dari Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus. Ke Jepang, pelabuhan tersebut dapat mengekspor 3 ton per hari dan ke Amerika Serikat 1 ton per hari. Dalam melakukan ekspor, pengelola pelabuhan bekerjasama dengan Cardig untuk melakukan pengiriman sebanyak 12 ton sampai 14 ton setiap minggunya sejak April 2009 lalu.Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah melobi Pemerintah Jepang agar mau menurunkan bea masuk (BM) impor tuna dari Indonesia ke Jepang. Karena tingginya BM tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja ekspor tuna kesana. Karena BM tuna asal Thailand lebih rendah.Pemerintah Jepang mengenakan BM tuna segar asal Indonesia sebesar 3,5% sedangkan tuna yang sudah diolah mencapai 9,5% sementara tuna asal Thailand dikenakan 5%. Targetnya, penurunan BM akan bisa terealisasi pada 2011.Ekspor tuna Indonesia ke Jepang 2009 lalu mencapai US$ 116 juta dari total ekspor US$ 620 juta. Pasar Jepang merupakan pasar terbesar ekspor tuna disusul Eropa dan Amerika Serikat (AS).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekspor Tuna Naik, Cardig Tambah Frekuensi Padang-Singapura
JAKARTA. Tingginya permintaan ekspor tuna dari Indonesia, membuat PT Cardig Air berencana meningkatkan frekuensi penerbangan angkutan tunanya. Saat ini Cardig memiliki rute berjadwal Padang-Singapura yang khusus mengangkut tuna tangkapan dari Sumatera Barat untuk kemudian dikirim ke Jepang."Saat ini frekuensinya baru satu kali per minggu. Bukan tidak mungkin kami menambah frekuensi menjadi dua atau tiga kali dalam satu minggu," kata Presiden Direktur Cardig Boyke Soebroto.Menurut Boyke, dengan dibukanya rute ekspor langsung tersebut bias menghemat waktu pengiriman tuna menjadi satu hari saja untuk sampai ke pelelangan ikan di Tokyo. Sehingga kualitas dan harga tuna yang dikirimkan menggunakan penerbangan langsung lebih terjaga. Sebelumnya,eksportir tuna harus membawa tuna tangkapannya ke Jakarta sebelum diterbangkan ke Jepang."Dengan menggunakan Boeing 737-300 Freighter berkapasitas angkut 17 ton, kami menjamin kepastian space dan load angkutan ekspor tuna yang terus bertambah. Frekuensi penerbangan bisa ditambah sesuai kebutuhan pasar," katanya.Senior Officer Publication Cardig Laura Rosalia bilang rute Padang-Singapura dilayani Cardig berdasarkan permintaan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat."Klien Cardig disana adalah Pak Buyung, seorang pengusaha eksportir tuna. Untuk membawa tuna itu dari Singapura ke Jepang, Cardig bekerjasama interliner dengan maskapai Nippon Cargo Airline (NCA). Setiap kali penerbangan loadnya sekitar 12 ton," kata Laura.Sampai saat ini, Cardig telah menerbangi rute Padang-Singapura sekitar 39 kali dengan total volume 408.909 kilogram tuna segar. Begitu sampai Singapura, tuna tersebut dikirimkan ke sejumlah negara lain seperti Jepang, Australia, Eropa dan negara Asia lainnya.Ekspor tuna asal Padang banyak dipasok dari Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus. Ke Jepang, pelabuhan tersebut dapat mengekspor 3 ton per hari dan ke Amerika Serikat 1 ton per hari. Dalam melakukan ekspor, pengelola pelabuhan bekerjasama dengan Cardig untuk melakukan pengiriman sebanyak 12 ton sampai 14 ton setiap minggunya sejak April 2009 lalu.Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah melobi Pemerintah Jepang agar mau menurunkan bea masuk (BM) impor tuna dari Indonesia ke Jepang. Karena tingginya BM tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu kinerja ekspor tuna kesana. Karena BM tuna asal Thailand lebih rendah.Pemerintah Jepang mengenakan BM tuna segar asal Indonesia sebesar 3,5% sedangkan tuna yang sudah diolah mencapai 9,5% sementara tuna asal Thailand dikenakan 5%. Targetnya, penurunan BM akan bisa terealisasi pada 2011.Ekspor tuna Indonesia ke Jepang 2009 lalu mencapai US$ 116 juta dari total ekspor US$ 620 juta. Pasar Jepang merupakan pasar terbesar ekspor tuna disusul Eropa dan Amerika Serikat (AS).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News