KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang mengatakan, ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hingga saat ini sedang dalam tren penurunan. Ekspor CPO hingga akhir tahun diperkirakan menurun 5%, lebih rendah dari prediksi awal yang naik 10%. Dengan demikian, diperkirakan devisa dari sektor ini tidak sebanyak tahun lalu. Penurunan ekspor CPO disebabkan negara importir sawit seperti India dan Uni Eropa yang menaikkan bea masuk sehingga stok melimpah dan harga jatuh. "Negara importir sawit berulah, India kenakan pajak ekspor, Uni Eropa juga pajak ekspor, ini tren sampai sekarang. Ini akibatkan tinggi stok, rendahnya harga," kata Togar saat diskusi di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Rabu (8/8). Imbasnya devisa dari sektor ini akan mengecil. "Artinya, kalau kita lihat sawit menyumbang devisa terbesar, tahun ini kami tidak besar seperti tahun lalu. Ini juga yang mempengaruhi neraca perdagangan kita," lanjutnya.
Ekspor turun, pengusaha sawit tak bisa sumbang devisa sebesar tahun lalu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang mengatakan, ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hingga saat ini sedang dalam tren penurunan. Ekspor CPO hingga akhir tahun diperkirakan menurun 5%, lebih rendah dari prediksi awal yang naik 10%. Dengan demikian, diperkirakan devisa dari sektor ini tidak sebanyak tahun lalu. Penurunan ekspor CPO disebabkan negara importir sawit seperti India dan Uni Eropa yang menaikkan bea masuk sehingga stok melimpah dan harga jatuh. "Negara importir sawit berulah, India kenakan pajak ekspor, Uni Eropa juga pajak ekspor, ini tren sampai sekarang. Ini akibatkan tinggi stok, rendahnya harga," kata Togar saat diskusi di Hotel Millenium Sirih, Jakarta, Rabu (8/8). Imbasnya devisa dari sektor ini akan mengecil. "Artinya, kalau kita lihat sawit menyumbang devisa terbesar, tahun ini kami tidak besar seperti tahun lalu. Ini juga yang mempengaruhi neraca perdagangan kita," lanjutnya.