JAKARTA. Posisi Indonesia sebagai salah negara eksportir utama di ASEAN semakin tergusur oleh anggota ASEAN lainnya. Di pasar ekspor produk garmen dan furnitur, misalnya, kita harus bersaing ketat dengan Vietnam.Bahkan, sejak tahun lalu, ekspor garmen dan furnitur Vietnam telah berhasil menyalip posisi Indonesia di pasar dunia. Di pasar ekspor garmen, terutama ke Negara-negara Uni Eropa (UE) dan Amerika serikat (AS), produk Vietnam mulai menggusur produk Indonesia. “Sebab, Vietnam dapat fasilitas khusus,” kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy.API mencatat, dua tahun terakhir, Vietnam masuk peringkat kedua eksportir garmen di dunia. Sedangkan Indonesia di urutan keenam. Sepanjang kuartal I-2009 lalu saja, dari total impor garmen AS yang mencapai US$ 14,84 miliar, pangsa pasar Vietnam mencapai 8,2% atau US$ 1,21 miliar. Adapun pasar Indonesia hanya 7,2% atau US$ 1,06 miliar. Di Uni Eropa, dari total impor garmen 28,6 miliar euro, pangsa pasar Vietnam 1,26% atau 3,6 miliar euro adapun pasar Indonesia 1,21% dengan nilai 3,46 miliar euro. Karena itulah, Menurut Ernovian, produsen garmen Indonesia harus mencari pasar alternatif.
Ekspor Vietnam Menyalip Indonesia
JAKARTA. Posisi Indonesia sebagai salah negara eksportir utama di ASEAN semakin tergusur oleh anggota ASEAN lainnya. Di pasar ekspor produk garmen dan furnitur, misalnya, kita harus bersaing ketat dengan Vietnam.Bahkan, sejak tahun lalu, ekspor garmen dan furnitur Vietnam telah berhasil menyalip posisi Indonesia di pasar dunia. Di pasar ekspor garmen, terutama ke Negara-negara Uni Eropa (UE) dan Amerika serikat (AS), produk Vietnam mulai menggusur produk Indonesia. “Sebab, Vietnam dapat fasilitas khusus,” kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy.API mencatat, dua tahun terakhir, Vietnam masuk peringkat kedua eksportir garmen di dunia. Sedangkan Indonesia di urutan keenam. Sepanjang kuartal I-2009 lalu saja, dari total impor garmen AS yang mencapai US$ 14,84 miliar, pangsa pasar Vietnam mencapai 8,2% atau US$ 1,21 miliar. Adapun pasar Indonesia hanya 7,2% atau US$ 1,06 miliar. Di Uni Eropa, dari total impor garmen 28,6 miliar euro, pangsa pasar Vietnam 1,26% atau 3,6 miliar euro adapun pasar Indonesia 1,21% dengan nilai 3,46 miliar euro. Karena itulah, Menurut Ernovian, produsen garmen Indonesia harus mencari pasar alternatif.