Eksportir alihkan pasar biodiesel selain AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengenakan bea masuk anti dumping produk biodiesel kelapa sawit asal Indonesia sebesar 50,71% ternyata sudah diantisipasi pengusaha. Sejumlah eksportir biodiesel bahkan mengaku telah mengalihkan pasar biodiesel dari AS ke sejumlah negara lain.

Antisipasi sejak dini dilakukan karena industri biodiesel dalam negeri sudah mencium gelagat proteksionisme perdagangan yang dilakukan Presiden AS Donald Trump. Pengalihan pasar telah dilakukan produsen biodiesel sejak awal tahun 2017. Selain pasar baru, para produsen juga melakukan ekspor sawit dalam bentuk lain.

Hal inilah yang membuat kebijakan AS ini, dikatakan tidak akan banyak berpengaruh ke kinerja perusahaan biodiesel. Salah satunya adalah PT Wilmar Nabati Indonesia. Menurut Direktur Wilmar Nabati Indonesia Erik Tjiang, sejak setahun terakhir, Wilmar sudah tidak lagi ekspor biodiesel ke AS.


Menurutnya produksi biodiesel yang sebelumnya digunakan untuk ekspor ke AS telah dialihkan. "Pengalihannya dalam dua bentuk, pertama penjualan biodiesel dialihkan ke tempat lain dan kedua memproduksi jenis lain dari olahan sawit," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (25/10).

Tanpa mengatakan volume ekspornya, Erik bilang, kebijakan AS tersebut patut disayangkan. Sebab berdasarkan pengalaman sebelumnya, AS merupakan pangsa pasar ekspor biodiesel Indonesia.

Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Golden Agri Resources Agus Purnomo juga mengatakan, saat ini Smart sudah tidak mengekspor produk biodiesel ke AS. Karena itu, dampak kebijakan AS ini tidak berpengaruh pada penjualan biodiesel Smart.

Maria Sidabutar, Kepala Komunikasi Perusahaan Asian Agri, yang mewakili Apical Group, salah satu produsen biodiesel di Indonesia juga menjelaskan bahwa Apical tidak mengekspor biodiesel ke AS. "Apical baru memasarkan produk biodiesel di dalam negeri," imbuhnya.

Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Ditjen Daglu) Kemdag Pradnyawati membenarkan produsen biodiesel dalam negeri tidak lagi mengekspor biodiesel ke AS sejak awal tahun ini.

Salah satu alasannya adalah harga biodiesel ke AS sudah tidak kompetitif lagi. "Karena itu, kami sedang mencari pasar baru di luar AS untuk dapat mengekspor biodiesel," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini