KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengenakan bea masuk anti dumping produk biodiesel kelapa sawit asal Indonesia sebesar 50,71% ternyata sudah diantisipasi pengusaha. Sejumlah eksportir biodiesel bahkan mengaku telah mengalihkan pasar biodiesel dari AS ke sejumlah negara lain. Antisipasi sejak dini dilakukan karena industri biodiesel dalam negeri sudah mencium gelagat proteksionisme perdagangan yang dilakukan Presiden AS Donald Trump. Pengalihan pasar telah dilakukan produsen biodiesel sejak awal tahun 2017. Selain pasar baru, para produsen juga melakukan ekspor sawit dalam bentuk lain. Hal inilah yang membuat kebijakan AS ini, dikatakan tidak akan banyak berpengaruh ke kinerja perusahaan biodiesel. Salah satunya adalah PT Wilmar Nabati Indonesia. Menurut Direktur Wilmar Nabati Indonesia Erik Tjiang, sejak setahun terakhir, Wilmar sudah tidak lagi ekspor biodiesel ke AS.
Eksportir alihkan pasar biodiesel selain AS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengenakan bea masuk anti dumping produk biodiesel kelapa sawit asal Indonesia sebesar 50,71% ternyata sudah diantisipasi pengusaha. Sejumlah eksportir biodiesel bahkan mengaku telah mengalihkan pasar biodiesel dari AS ke sejumlah negara lain. Antisipasi sejak dini dilakukan karena industri biodiesel dalam negeri sudah mencium gelagat proteksionisme perdagangan yang dilakukan Presiden AS Donald Trump. Pengalihan pasar telah dilakukan produsen biodiesel sejak awal tahun 2017. Selain pasar baru, para produsen juga melakukan ekspor sawit dalam bentuk lain. Hal inilah yang membuat kebijakan AS ini, dikatakan tidak akan banyak berpengaruh ke kinerja perusahaan biodiesel. Salah satunya adalah PT Wilmar Nabati Indonesia. Menurut Direktur Wilmar Nabati Indonesia Erik Tjiang, sejak setahun terakhir, Wilmar sudah tidak lagi ekspor biodiesel ke AS.