JAKARTA. Lagi-lagi, isu Yunani masih menjadi pemicu rupiah jeblok pada pagi ini. Mata uang Garuda tertekan, lantaran permintaan atas dollar AS melebihi pasokan. Eksportir cenderung memegang dollar, sembari menunggu kepastian Yunani membentuk pemerintah koalisi.Nilai tukar rupiah melemah 0,3% ke level Rp 9.416 per dollar AS pada pukul 08.59 di Jakarta. Ini pelemahan terbesar sejak 7 Juni silam.Kemarin, dua partai terbesar Yunani yang pro-bailout memenangkan pemilu. Mereka akan berupaya untuk membentuk pemerintahan koalisi. Di sisi lain, kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum KTT Kelompok 20 di Meksiko menyebutkan, tidak adanya kesepakatan terkait metode yang ketat untuk penanganan krisis utang Eropa, akan berdampak negatif bagi negara-negara dalam kelompok G20.Putu Andi Wijaya, dealer valuta asing di PT Bank Rakyat Indonesia menilai, saat ini, permintaan dollar masih besar, sementara pasokan terbatas. Menurutnya, saat ini pasar menunggu eksportir bereaksi terhadap kabar dari Yunani dengan menjual dollar. Tetapi, yang terjadi sekarang, mereka masih menunggu apa yang akan terjadi berikutnya. "Apakah Yunani dapat membentuk pemerintahan, dan apa yang akan dilakukan pemerintah ke depannya," ulas Putu.Namun, kata Putu, saat ini kepercayaan investor untuk masuk ke pasar mulai muncul. "Jika itu berlanjut, rupiah berpeluang menguat pada pekan ini, yaitu di kisaran 9.350-9.450," prediksinya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Eksportir berburu dollar, rupiah keok lagi
JAKARTA. Lagi-lagi, isu Yunani masih menjadi pemicu rupiah jeblok pada pagi ini. Mata uang Garuda tertekan, lantaran permintaan atas dollar AS melebihi pasokan. Eksportir cenderung memegang dollar, sembari menunggu kepastian Yunani membentuk pemerintah koalisi.Nilai tukar rupiah melemah 0,3% ke level Rp 9.416 per dollar AS pada pukul 08.59 di Jakarta. Ini pelemahan terbesar sejak 7 Juni silam.Kemarin, dua partai terbesar Yunani yang pro-bailout memenangkan pemilu. Mereka akan berupaya untuk membentuk pemerintahan koalisi. Di sisi lain, kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum KTT Kelompok 20 di Meksiko menyebutkan, tidak adanya kesepakatan terkait metode yang ketat untuk penanganan krisis utang Eropa, akan berdampak negatif bagi negara-negara dalam kelompok G20.Putu Andi Wijaya, dealer valuta asing di PT Bank Rakyat Indonesia menilai, saat ini, permintaan dollar masih besar, sementara pasokan terbatas. Menurutnya, saat ini pasar menunggu eksportir bereaksi terhadap kabar dari Yunani dengan menjual dollar. Tetapi, yang terjadi sekarang, mereka masih menunggu apa yang akan terjadi berikutnya. "Apakah Yunani dapat membentuk pemerintahan, dan apa yang akan dilakukan pemerintah ke depannya," ulas Putu.Namun, kata Putu, saat ini kepercayaan investor untuk masuk ke pasar mulai muncul. "Jika itu berlanjut, rupiah berpeluang menguat pada pekan ini, yaitu di kisaran 9.350-9.450," prediksinya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News