JAKARTA. Dua benua besar yang terkena krisis yakni Eropa dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi perhatian dunia. Memang, keduanya berbeda kondisi. Benua Biru masih terus bergulat, Paman Sam mulai menemukan titik terang. Meski begitu, kondisi Amerika tak bisa menjadi jaminan 100% bahwa dana asing yang mengendap di Indonesia akan bertahan lama. Bank Indonesia (BI) menegaskan eksposur utang luar negeri Indonesia ke dua wilayah itu sangat terbatas. Secara keseluruhan, eksposur utang luar negeri perbankan Indonesia sekitar Rp 150 triliun dari seluruh aset perbankan nasional senilai Rp 3.000 triliun. Dari Rp 150 triliun tersebut juga tercakup utang ke Eropa dan Amerika Serikat. "Tapi, eksposur kita lebih banyak ke Amerika. Ke Eropa cukup mild, tidak signifikan," ujar Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad, Kamis (21/6). Menurutnya dari stress test rutin yang dilakukan BI, sekalipun ada guncangan di perekonomian global, perbankan dalam negeri punya daya tahan yang kuat. Berdasarkan data BI, per April rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 17,97% sementara total aset perbankan sebesar Rp 3.631 triliun. Masih mengacu pada data BI, posisi utang luar negeri swasta Indonesia dari Eropa per April 2012 tercatat US$ 21,6 miliar. Sebagian besar berasal dari Belanda (57,3%). Selebihnya dari Inggris (10,7%), Jerman (6,4%), dan Prancis (2,5%). Adapun eksposur utang ke negara-negara PIIGS (Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Spanyol) sangat kecil.
Eksposur bank lebih besar ke AS daripada Eropa
JAKARTA. Dua benua besar yang terkena krisis yakni Eropa dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi perhatian dunia. Memang, keduanya berbeda kondisi. Benua Biru masih terus bergulat, Paman Sam mulai menemukan titik terang. Meski begitu, kondisi Amerika tak bisa menjadi jaminan 100% bahwa dana asing yang mengendap di Indonesia akan bertahan lama. Bank Indonesia (BI) menegaskan eksposur utang luar negeri Indonesia ke dua wilayah itu sangat terbatas. Secara keseluruhan, eksposur utang luar negeri perbankan Indonesia sekitar Rp 150 triliun dari seluruh aset perbankan nasional senilai Rp 3.000 triliun. Dari Rp 150 triliun tersebut juga tercakup utang ke Eropa dan Amerika Serikat. "Tapi, eksposur kita lebih banyak ke Amerika. Ke Eropa cukup mild, tidak signifikan," ujar Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad, Kamis (21/6). Menurutnya dari stress test rutin yang dilakukan BI, sekalipun ada guncangan di perekonomian global, perbankan dalam negeri punya daya tahan yang kuat. Berdasarkan data BI, per April rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 17,97% sementara total aset perbankan sebesar Rp 3.631 triliun. Masih mengacu pada data BI, posisi utang luar negeri swasta Indonesia dari Eropa per April 2012 tercatat US$ 21,6 miliar. Sebagian besar berasal dari Belanda (57,3%). Selebihnya dari Inggris (10,7%), Jerman (6,4%), dan Prancis (2,5%). Adapun eksposur utang ke negara-negara PIIGS (Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Spanyol) sangat kecil.