JAKARTA. Setelah dirintis dua tahun lebih, sepatu buatan Indonesia dengan kualitas premium bermerek Ekuator resmi diluncurkan oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian (Kemperin), Selasa (26/7) lalu. Dengan harga US$ 200 atau setara Rp 2,5 juta per pasang, Ekuator digadang-gadang sebagai produk kebanggaan Indonesia yang dapat disejajarkan dengan merek-merek sepatu internasional. Sepatu pria dewasa ini sangat istimewa karena diproduksi oleh industri kecil dan menengah (IKM), bukan perusahaan kakap yang beromzet miliaran hinga triliunan rupiah. Kelak, sepatu Ekuator diharapkan akan menjadi produk nasional yang bisa bersaing di pasar lokal maupun mancanegara. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Kemperin) Euis Saedah mengatakan, kandungan lokal sepatu Ekuator mencapai 80%. Sisanya 20%, masih didatangkan dari luar alias impor seperti alas sepatu atau sol dari Prancis. Sepatu ini berbeda karena IKM yang memproduksinya. “Selama ini belum ada industri kecil yang mampu membuat sepatu premium, umumnya sepatu biasa,” katanya.
Ekuator, sepatu kebanggaan Indonesia
JAKARTA. Setelah dirintis dua tahun lebih, sepatu buatan Indonesia dengan kualitas premium bermerek Ekuator resmi diluncurkan oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian (Kemperin), Selasa (26/7) lalu. Dengan harga US$ 200 atau setara Rp 2,5 juta per pasang, Ekuator digadang-gadang sebagai produk kebanggaan Indonesia yang dapat disejajarkan dengan merek-merek sepatu internasional. Sepatu pria dewasa ini sangat istimewa karena diproduksi oleh industri kecil dan menengah (IKM), bukan perusahaan kakap yang beromzet miliaran hinga triliunan rupiah. Kelak, sepatu Ekuator diharapkan akan menjadi produk nasional yang bisa bersaing di pasar lokal maupun mancanegara. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Kemperin) Euis Saedah mengatakan, kandungan lokal sepatu Ekuator mencapai 80%. Sisanya 20%, masih didatangkan dari luar alias impor seperti alas sepatu atau sol dari Prancis. Sepatu ini berbeda karena IKM yang memproduksinya. “Selama ini belum ada industri kecil yang mampu membuat sepatu premium, umumnya sepatu biasa,” katanya.