JAKARTA. Perusahaan pembiayaan PT BFI Indonesia Tbk alias BFI memprediksi, ekuitas atau modalnya akan menggemuk hingga lebih dari Rp 4 triliun di akhir tahun nanti. Pencapaian tersebut bergantung pada pembagian laba kepada para pemegang saham atawa dividen. Jika di akhir tahun lalu, ekuitas BFI mencapai level Rp 3,61 triliun, Direktur Keuangan BFI, Sudjono memproyeksikan ekuitas mereka dapat memperoleh tambahan Rp 600 miliar hingga Rp 650 miliar. "Tapi masih tergantung pembagian dividen. Perusahaan akan mengalokasikan 49,8% dari laba bersih tahun lalu Rp 597 miliar sebagai dividen. Masih ada sisa Rp 83 miliar lagi, akan dibagi pada 18 Mei," tuturnya kepada KONTAN seusai public expose, Rabu (15/4). Jika mereka berhasil merealisasikan proyeksi tersebut, maka di akhir tahun nanti, ekuitas perseroan minimal sebanyak Rp 4 triliun. Perseroan memanfaatkan ekuitasnya sebagai modal kerja dalam menyalurkan kredit bagi otomotif, alat berat, hingga properti. Di tahun 2014, mayoritas pendanaan perseroan berasal dari pinjaman perbankan, sekitar 34%, lalu diikuti oleh channeling dan joint financing sebanyak 21% serta bonds dan MTN berkisar 14%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 31% disumbangkan oleh ekuitas perseroan. Adapun hingga akhir tahun 2015 nanti, BFI berharap dapat mencapai pertumbuhan 10%. Dengan pembiayaan baru (booking) sekitar Rp 9,3 triliun dan piutang yang dikelola Rp 11,2 triliun di akhir tahun lalu, berarti perseroan berharap dapat membukukan booking Rp 10,23 triliun serta piutang yang dikelola Rp 12,32 triliun. Hingga kuartal pertama tahun Kambing Kayu ini, mereka telah menyalurkan booking Rp 2,7 triliun. Artinya, BFI telah mencapai 24% dari target bookingnya sepanjang tahun. Di saat yang sama, piutang yang dikelola perseroan telah mencapai Rp 11,8 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekuitas BFI diprediksi lampaui Rp 4 triliun
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan PT BFI Indonesia Tbk alias BFI memprediksi, ekuitas atau modalnya akan menggemuk hingga lebih dari Rp 4 triliun di akhir tahun nanti. Pencapaian tersebut bergantung pada pembagian laba kepada para pemegang saham atawa dividen. Jika di akhir tahun lalu, ekuitas BFI mencapai level Rp 3,61 triliun, Direktur Keuangan BFI, Sudjono memproyeksikan ekuitas mereka dapat memperoleh tambahan Rp 600 miliar hingga Rp 650 miliar. "Tapi masih tergantung pembagian dividen. Perusahaan akan mengalokasikan 49,8% dari laba bersih tahun lalu Rp 597 miliar sebagai dividen. Masih ada sisa Rp 83 miliar lagi, akan dibagi pada 18 Mei," tuturnya kepada KONTAN seusai public expose, Rabu (15/4). Jika mereka berhasil merealisasikan proyeksi tersebut, maka di akhir tahun nanti, ekuitas perseroan minimal sebanyak Rp 4 triliun. Perseroan memanfaatkan ekuitasnya sebagai modal kerja dalam menyalurkan kredit bagi otomotif, alat berat, hingga properti. Di tahun 2014, mayoritas pendanaan perseroan berasal dari pinjaman perbankan, sekitar 34%, lalu diikuti oleh channeling dan joint financing sebanyak 21% serta bonds dan MTN berkisar 14%. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 31% disumbangkan oleh ekuitas perseroan. Adapun hingga akhir tahun 2015 nanti, BFI berharap dapat mencapai pertumbuhan 10%. Dengan pembiayaan baru (booking) sekitar Rp 9,3 triliun dan piutang yang dikelola Rp 11,2 triliun di akhir tahun lalu, berarti perseroan berharap dapat membukukan booking Rp 10,23 triliun serta piutang yang dikelola Rp 12,32 triliun. Hingga kuartal pertama tahun Kambing Kayu ini, mereka telah menyalurkan booking Rp 2,7 triliun. Artinya, BFI telah mencapai 24% dari target bookingnya sepanjang tahun. Di saat yang sama, piutang yang dikelola perseroan telah mencapai Rp 11,8 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News