JAKARTA. Jika fenomena cuaca El Nino sungguhan terjadi tahun ini, maka kemungkinan besar target produksi crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah bakal terkoreksi hingga 10%. Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun bilang, target produksi CPO tahun ini mencapai 29,5 juta ton. Jika El Nino terjadi, maka produksi bisa turun sekitar 2,95 juta ton. "Kalau itu (El Nino) terjadi, produksi bisa turun 5%-10%. Tapi kita belum mengalaminya, hanya prediksi berdasarkan data meteorologi, kata dia di sela acara gelar penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian di Deptan, Rabu (19/3). Meski turun, namun jika realisasi produksi di akhir tahun mampu mencapai 90% target tahun ini, hasilnya masih lebih tinggi dari realisasi produksi CPO tahun lalu yang sekitar 27,7 juta ton. Sementara, produksi CPO bulan Maret ini diprediksi tak jauh beda atau stagnan dari produksi Februari yang sekitar 1,9 juta ton. "Karena kemarau di Sumatera dan kabut asap," kata Derom. Ia menambahkan, tahun lalu, produksi CPO terbesar berasal dari pulau Sumatera sebesar 70,8%, Kalimantan 26,4%, Sulawesi 2,1%, Papua 0,5% dan Jawa 0,2%Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
El Nino bisa turunkan produksi CPO hingga 10%
JAKARTA. Jika fenomena cuaca El Nino sungguhan terjadi tahun ini, maka kemungkinan besar target produksi crude palm oil (CPO) atawa minyak sawit mentah bakal terkoreksi hingga 10%. Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun bilang, target produksi CPO tahun ini mencapai 29,5 juta ton. Jika El Nino terjadi, maka produksi bisa turun sekitar 2,95 juta ton. "Kalau itu (El Nino) terjadi, produksi bisa turun 5%-10%. Tapi kita belum mengalaminya, hanya prediksi berdasarkan data meteorologi, kata dia di sela acara gelar penerapan teknologi pengolahan hasil pertanian di Deptan, Rabu (19/3). Meski turun, namun jika realisasi produksi di akhir tahun mampu mencapai 90% target tahun ini, hasilnya masih lebih tinggi dari realisasi produksi CPO tahun lalu yang sekitar 27,7 juta ton. Sementara, produksi CPO bulan Maret ini diprediksi tak jauh beda atau stagnan dari produksi Februari yang sekitar 1,9 juta ton. "Karena kemarau di Sumatera dan kabut asap," kata Derom. Ia menambahkan, tahun lalu, produksi CPO terbesar berasal dari pulau Sumatera sebesar 70,8%, Kalimantan 26,4%, Sulawesi 2,1%, Papua 0,5% dan Jawa 0,2%Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News