JAKARTA. Ancaman terhadap ketahanan pangan semakin nyata pada tahun depan. Pemerintah memperkirakan akan terjadi perubahan iklim yang drastis yakni el nino.Dengan terjadinya el nino menyebabkan penurunan curah hujan dan ketersediaan air irigasi. "Tahun depan setelah la nina munculah el nino, ini yang kita khawatirkan ke depan akan terjadi musim kering yang berkepanjangan," ujar Menteri Pertanian Suswono sebelum sidang kabinet paripurna di kantor Kepresidenan, Selasa (24/8). Menurut Suswono, untuk menghadapi iklim ekstrem itu, pemerintah akan memperkuat ketahanan pangan dengan sumber daya karbohidrat lokal. Contohnya adalah sagu dan umbi-umbian. Makanya, pemerintah mendorong daerah seperti Maluku dan Papua supaya bisa memasok cadangan pangan karbohidrat. "Kita akan push mereka supaya cadangan pangannya adalah sumber karbohidrat setempat," terang politikus Partai Keadilan Sejahtera itu. Suswono menambahkan, langkah itu sebagai bentuk diversifikasi pangan selain beras. Salah satu alasannya, kata Suswono, ongkos angkut beras jauh lebih mahal daripada harga berasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
El Nino mengancam ketahanan pangan tahun depan
JAKARTA. Ancaman terhadap ketahanan pangan semakin nyata pada tahun depan. Pemerintah memperkirakan akan terjadi perubahan iklim yang drastis yakni el nino.Dengan terjadinya el nino menyebabkan penurunan curah hujan dan ketersediaan air irigasi. "Tahun depan setelah la nina munculah el nino, ini yang kita khawatirkan ke depan akan terjadi musim kering yang berkepanjangan," ujar Menteri Pertanian Suswono sebelum sidang kabinet paripurna di kantor Kepresidenan, Selasa (24/8). Menurut Suswono, untuk menghadapi iklim ekstrem itu, pemerintah akan memperkuat ketahanan pangan dengan sumber daya karbohidrat lokal. Contohnya adalah sagu dan umbi-umbian. Makanya, pemerintah mendorong daerah seperti Maluku dan Papua supaya bisa memasok cadangan pangan karbohidrat. "Kita akan push mereka supaya cadangan pangannya adalah sumber karbohidrat setempat," terang politikus Partai Keadilan Sejahtera itu. Suswono menambahkan, langkah itu sebagai bentuk diversifikasi pangan selain beras. Salah satu alasannya, kata Suswono, ongkos angkut beras jauh lebih mahal daripada harga berasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News