El Nino Tebar Untung bagi BISI



JAKARTA. Mendekati September tahun ini, para petani dan perusahaan perkebunan mulai merasa waswas. Maklum, El Nino akan menebarkan kekeringan mulai September 2009 hingga awal 2010. Kekeringan yang berkepanjangan itu berpotensi mengganggu produksi pertanian dan perkebunan. Tapi, bagi produsen bibit padi dan jagung, PT BISI International Tbk (BISI), kekeringan akibat ulah El Nino ini justru menjadi peluang. BISI bisa mempromosikan dan menggenjot penjualan benih jagung unggul yang lebih cocok sebagai tanaman musim kering. "El Nino akan menjadi katalis peningkatan penjualan jagung hibrida di semester II-2009," kata Analis BNI Securities Asti Pohan, kemarin. Menurut Herman Koeswanto Analis Indo Premier Securities, jagung adalah tanaman favorit petani pada musim kering dan minim hujan, ketimbang padi. Maklum, jagung relatif tidak terlalu memerlukan banyak air dan tahan kekeringan. Kecenderungan ini akan menguntungkan BISI sebagai produsen utama bibit jagung hibrida. Herman meramal, penjualan benih jagung merek BISI pada semester dua tahun ini akan lebih tinggi ketimbang penjualan semester I-2009. Sebagai catatan, BISI menjual 6.194,13 ton bibit jagung hibrida pada semester I-2009. Sepanjang tahun ini, Perkiraan Herman, anak usaha Grup Charoen asal Thailand ini akan menjual bibit jagung 22.000 ton selama tahun 2009 ini. Angka perkiraan penjualan itu turun 45,95% ketimbang penjualan tahun lalu yang mencapai 32.110 ton. Penurunan penjualan bibit jagung itu lebih banyak karena kemerosotan penjualan semester I-2009. Selama enam bulan pertama tahun ini curah hujan masih tinggi, sehingga petani lebih senang menanam padi ketimbang jagung. Tak heran pada saat bersamaan, penjualan bibit padi hibrida selama semester satu lalu naik lebih dari 5% menjadi 1.178 ton. Hingga akhir 2009, BISI akan menjual 2.300 ton benih padi, naik 6,5% ketimbang tahun lalu yang seberat 2.160 ton. Persoalannya, benih jagung adalah produk andalan BISI. Penurunan penjualan benih jagung akan sangat mempengaruhi keuangan BISI.

Tahun depan lebih oke

Herman menghitung, tahun ini pendapatan BISI akan turun 14,5% menjadi Rp 1,39 triliun, dari Rp 1,63 triliun pada tahun lalu. Laba bersih BISI kemungkinan juga turun 29,2% dari Rp 398,4 miliar pada akhir 2008, menjadi Rp 282 pada akhir 2009. Tahun depan, Herman meramal penjualan BISI sudah pulih dan mencapai Rp 1,925 triliun atau naik 38% ketimbang perkiraan pendapatan tahun ini. Laba bersihnya pun bisa naik 67% menjadi sebesar Rp 471 miliar. "Saya rekomendasikan beli, dengan target harga Rp 2.405 per saham," ujar Herman. Asti pun merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.400 per saham. Pada penutupan perdagangan kemarin (19/8), saham BISI berakhir pada harga Rp 2.050 per saham, turun 4,65% ketimbang sehari sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: