KONTAN.CO.ID - JAKARTA. El nino telah melanda sebagian wilayah Indonesia. Pada akhir Juli 2023 lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 63% wilayah di Indonesia sudah terdampak el nino. Berdasarkan catatan BMKG, el nino kali ini akan lebih ekstrem dibandingkan sebelumnya. Artinya wilayah yang terdampak kekeringan akan lebih kering di bandingkan el nino yang melanda Indonesia pada 2019 lalu. Melansir catatan Kontan sebelumnya, daerah yang berpotensi mengalami kekeringan ektrem di antaranya adalah sebagian besar Pulau Sumatra dan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimatan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Penjualan Ekspor Masih Jadi Andalan Trisula International (TRIS) pada Semester I-2023 BMKG memperkirakan puncak el nino terjadi pada Agustus dan September 2023 ini, tetapi tidak menutup kemungkinan el nino akan berlangsung sampai akhir tahun 2023 bahkan diperkirakan mencapai awal tahun 2024. Merespons hal tersebut, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan el nino akan memberikan dampak kenaikan pada beberapa harga komditas pangan. Menurutnya, di Indonesia sebetulnya sudah cukup terasa di kuartal II yang lalu, dimana harga beras naik, dan terkahir per Agustus menyentuh rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, untuk beberapa komoditas global yang sering diimpor Indonesia seperti gandum dan kedelai masih belum menunjukkan lonjakan signifikan, sehingga dampaknya ke biaya bagi emiten ritel dan konsumer akan minimal, bahkan justru masih memiliki potensi untuk tumbuh.
Baca Juga: MAP Boga Adiperkasa (MAPB) Meraup Dana Rp 434 Miliar dari Private Placement Selain El-Nino, menurutnya emiten ritel dan konnsumer akan ditopang oleh dana kampanye politik tahun pemilu dimana biasanya daya beli konsumen akan meningkat dan memberikan efek positif kepada emiten ritel dan konsumer. Rekomendasi saham ritel dan konsumer dari Fajar adalah Indofood CBP (
ICBP) dengan target harga terdekat secara teknikal di Rp 11.800 per saham.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga mengatakan, el nino akan mempengaruhi harga komoditas termasuk pangan seperti beras, tepung, dan lain-lain akan naik karena dampak dari kekeringan dan akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Tetapi meskipun demikian, menurutnya outlook emiten konsumen dan ritel masih bagus terutama menjelang kampanye pemilu dan fundamentals domestik yang masih bagus dimana daya beli masyarakat masih tinggi.
Baca Juga: Emiten Masih Ramai Tambah Modal Lewat Rights Issue dan Private Placement di Q3-2023 Lalu, dalam rangka memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan antisipasi dampak El Nino di akhir tahun, Badan Pangan Nasional juga sudah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras sepanjang 2023 sebesar 2,3 juta ton beras dengan rencana impor sebagai berikut: 500.000 ton (tahap I periode April s.d Juni 2023), 300.000 ton (tahap II) dan 300.000 ton (tahap III). "Jadi memang dampak el nino kepada emiten konsumer dan ritel negatif namun terbatas karena pemerintah sudah melakukan aksi untuk menjaga dampak negatif dari el nino" kata Arjun. Rekomendasi saham ritel dan konsumer dari Arjun adalah Indofood CBP (ICBP), Indofood Sukses Makmur (
INDF), dan Alfamart (
AMRT) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli