KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elnusa Tbk berharap harga minyak bisa terus stabil di angka US$ 50 per barel. Harga minyak yang stabil membuat proyek-proyek hulu migas menggeliat dan otomatis Elnusa akan ketiban berkahnya. Untuk itu, emiten berkode ELSA di Bursa Efek Indonesia ini berencana terus melakukan ekspansi guna menangkap peluang di sektor hulu migas. Rifqi Budi Prasetyo, Hubungan Investor ELSA, menyebutkan, ELSA tahun ini telah menyiapkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar Rp 400 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk memberi perlengkapan untuk kegiatan
offshore (laut). "
Mostly untuk kegiatan upstream terutama di sisi
offshore dan anak perusahaan juga," kata Rifqi ke KONTAN pada Rabu (3/1).
Penambahan perlengkapan untuk kegiatan
offshore, ELSA berharap bisa mendapatkan peluang baru baru terutama untuk kegiatan hulu migas di laut. Apalagi anak usaha Pertamina ini juga terus memperkuat kompetensi sebagai perusahaan penyedia jasa migas. Dengan begitu, ELSA berharap bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja yang lebih baik sepanjang tahun 2018. "Intinya di 2018 ini yang kami harap industri migas akan lebih baik, kami musti
ready baik dari sisi kompetensi maupun teknologi. Jadi pertumbuhan kinerja Elnusa sendiri di tahun 2018 akan lebih baik," ucap Rifqi. ELSA berharap bisa mencetak kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja 2017. Berkaca pada semester III-2017 laba bersih perusahaan ini sebesar Rp 85,6 miliar dan pendapatan Rp 3,3 triliun.Proyeksi pendapatan sampai akhir tahun 2017 sekitar Rp 3,98 triliun. Proyeksi itu berdasarkan pertumbuhan pendapatan 10% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 3,62 triliun. "Prospek bisnis di 2018 kami harap akan jauh lebih baik dibandingkan 2017, karena harga minyak dan industri juga lebih stabil," imbuh Rifqi. Dengan tren tersebut, perseroan ini bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2017. "Di 2018 optimistis akan tumbuh di atas 2017," katanya. Andalkan Pertamina Tolingul Anwar, Direktur Utama Elnusa, pernah menyatakan, Elnusa yang merupakan anak usaha Pertamina masih tetap diuntungkan dibandingkan perusahaan jasa migas lain. Sang induk mendapatkan hak partisipasi blok migas yang habis kontrak.Lalu pada tahun 2017 mulai berinvestasi untuk pengeboran sumur di Blok Mahakam. "Sebelumnya kami cukup signifikan di Blok Mahakam. Sekarang Pertamina sudah masuk di Blok Mahakam dengan melakukan pengeboran sumur kedua, ini yang membuat kami optimistis," jelas Tolingul beberapa waktu lalu.
Selain dari dalam negeri, Elnusa berharap mendapatkan kontrak dari luar negeri dengan akuisisi blok-blok migas luar negeri yang diakusisi oleh Pertamina. "Kami akan ikut untuk service di sana," imbuhnya. Asal tahu saja, saat ini Pertamina memiliki tiga lapangan di Aljazair. Di lapangan tersebut Pertamina melalui anak perusahaannya Pertamina International EP menjadi operator dengan hak kelola 65% di Lapangan MLN. Pertamina juga memiliki hak kelola di lapangan EMK sebesar 16,9% dan di lapangan OHD 3,73%.Ada juga blok produksi di Malaysia dan Irak. Sedangkan blok eksplorasi di Namibia, Tanzania, Myanmar, Perancis, Italia, Kolombia dan Kanada, Nigeria dan Gabon. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie