Elnusa (ELSA) akan genjot seluruh segmen bisnis dan jajaki peluang baru



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) akan mengoptimalkan kinerja di seluruh segmen bisnisnya. Sembari meningkatkan kinerja di lini jasa distribusi dan logistik energi, emiten berkode saham ELSA ini juga menggenjot segmen jasa hulu migas, serta menjajaki peluang-peluang baru dalam berbagai bisnis.

Head of Corporate Communications Elnusa, Wahyu Irfan menyampaikan pada semester dua tahun 2019 masih melanjutkan untuk memacu bisnis di segmen jasa distribusi dan logistik energi.

“Berbagai peluang baru dari berbagai segmen bisnis ke depan, jasa hulu migas yang dijajaki antara lain pengembangan pasar baru di luar negeri, peluang signature bonus eksplorasi and multiclient seismic, serta bisnis operation and maintenance refinery,” ujarnya pada Kontan Kamis (27/6).


Perihal pasar luar negeri, sebenarnya ELSA sudah menggarap pasar luar negeri beberapa tahun belakangan. Nah pada akhir Mei silam mereka sudah berhasil merampungkan Survei Marine 2D Seismic and Magnetic Data Acquisition di Semenanjung Indocina, Vietnam. ELSA mengerjakan kontrak ini dalam waktu dua bulan, total Panjang lintasan survei sejauh 7000 km.

Pengerjaan itu merupakan pertama kali ELSA berkerjasama dengan SOCO. Sebelumnya manajemen ELSA menyebut ada beberapa proyek di luar negeri yang tengah diincar, seperti Afrika dan Timur Tengah.

“Penjajakan pasar ke luar negeri sudah dimulai pada beberapa tahun sebelumnya. Ada beberapa negara yang diincar, salah satunya di Timur Tengah,” imbuhnya.

Usai merampungkan pekerjaan jasa hulu di Vietnam, ia mengaku saat ini ELSA belum menangani proyek lagi di luar negeri, namun ada beberapa proyek yang tengah mereka bidik dan saat ini sedang menunggu hasil pengumuman tender.

Sayangnya, Wahyu masih enggan memberikan nilai kontrak yang ELSA bidik tersebut. Sebagai informasi, dalam pengerjaan survei seismik Elnusa melibatkan Elnusa Trans Samudera (ETSA) yang merupakan anak usaha Elnusa yang memiliki kompetensi dalam marine support sekaligus operator vessel Elsa Regent.

Manajemen menyebut saat ini Elsa Regent merupakan kapal seismik tercanggih di Indonesia dengan kapasitas hingga 12 streamer dan panjang setiap streamer mencapai 10 km, sehingga sangat ideal untuk melakukan pekerjaan survei seismik di area lautan luas dan dalam.

Selain mengincar kontrak di pasar luar negeri, Elsa Regent kini juga tengah mendukung Pertamina Hulu Energi untuk melakukan survei seismik marine pada Blok North Sumatera Offshore. Pekerjaan ini merupakan bentuk sinergi antar Pertamina Group dan diharapkan akan rampung dalam 21 hari.

Masih di dalam segmen usaha hulu migas, ia menjelaskan ada beberapa proyek survei seismik baik di darat maupun laut masih yang masih dalam proses pengerjaan.

“Wilayahnya tersebar di Sulawesi, Perairan Sumatera, Jawa Timur, dan sebagainya, beberapa proyek jasa pengelolaan lapangan minyak di berbagai wilayah Indonesia, terutama untuk jasa berbasis nonaset EPC and OM,” paparnya.

Sedangkan pada lini bisnis jasa distribusi dan logistik energi, sambungnya, Elnusa memulai bisnis infrastruktur dengan revitalisasi maupun pembangunan terminal BBM, serta menggenjot bisnis chemical untuk enhanced oil recovery. “Kita juga memulai mengembangkan bisnis pendukung dengan memanfaatkan internet of things,” ungkapnya.

Guna melancarkan bisnisnya, ELSA menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 1 triliun untuk tahun 2019, nilai tersebut meningkat 66,67% ketimbang alokasi belanja modal pada tahun lalu Rp 600 miliar. Sampai Mei 2019, mereka sudah menyerap belanja modal sebesar Rp 400 miliar yang mana dialokasikan untuk segmen hulu migas guna investasi peralatan kerja ekspansi, selanjutnya alokasi untuk jasa distribusi dan logistic energi ELSA melakukan pembelian depo di Sulawesi. Memasuki semester kedua ini pihaknya masih optimis kinerjanya membaik. “Strateginya masih sama dengan semester satu, dengan mengoptimalkan realisasi peluang-peluang baru,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini