KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kantongi kontrak kerja Rp 5,2 triliun di 2021, PT Elnusa Tbk (
ELSA) optimistis prospek kinerja perusahaan tahun ini bakal lebih baik dibandingkan tahun lalu. Meskipun begitu, diakui beberapa sentimen masih akan menghantui prospek kinerja tahun ini.
Head Investor Relations Elnusa Rifqi Budi Prasetyo mengungkapkan, 2021 masih menjadi tahun yang menantang untuk kinerja perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten ELSA tersebut. Terlebih, di tengah volatilitas harga minyak, fluktuasi nilai tukar, hingga perkembangan Covid-19 yang sepenuhnya belum pulih dan bakal berdampak pada aktivitas industri secara keseluruhan. "Tahun ini, kami harapkan kinerja dapat lebih baik dibanding tahun lalu," jelas Rifqi kepada Kontan, Jumat (9/4).
Apalagi untuk awal 2021, Rifqi mengungkapkan kalau Elnusa sudah berhasil mengantongi kontrak kerja berkisar Rp 5,2 triliun. Dimana, capaian tersebut dianggap masih on track untuk mendukung target pencapaian kinerja Elnusa di tahun ini. "Kami sudah memiliki
sold contract dalam waktu sebelumnya dan akan kami bawa hingga beberapa tahun ke depan (
multiyears) sebesar kurang lebih Rp 5,2 triliun" ungkapnya. Sebagaimana diketahui, Elnusa merupakaan perusahaan jasa energi dengan lini bisnisnya bukan hanya pemboran, tapi juga terdiversifikasi dari mulai jasa hulu yaitu seismik, pemeliharaan sumur, pemboran sumur, hingga EPC dan OM. Jasa distribusi
logistic energy mulai dari transportasi BBM, manajemen Depo, perdagangan Inmar dan juga
chemical. Serta jasa penunjang migas seperti
marine support services maupun
data management.
Baca Juga: Pergerakan harga minyak belum berdampak pada permintaan jasa migas sejumlah emiten Adapun beberapa kontrak pekerjaan yang berhasil dikantongi mulai dari kontrak di jasa hulu migas meliputi kontrak seismik di beberapa area Pertamina group. Selain itu, ada juga kontrak jasa pemeliharaan sumur migas di Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, PHE OSES, serta pekerjaan-pekerjaan EPC OM di Pertamina EP. "Mulai dari jasa
well completion, hydraulic workover, electric wireline logging, drilling fluid dan juga Epc Om (mendominasi kontrak kerja yang masuk awal tahun ini)," papar Rifqi. Sekedar mengingatkan, sepanjang 2020 ELSA membukukan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 7,7 triliun. Pendapatan usaha konsolidasi tersebut berasal dari kontribusi segmen jasa hulu migas sebanyak 53%, jasa distribusi & logistik energi sebesar 43%, dan jasa penunjang 4%.
Adapun dari sisi laba bruto konsolidasi, Elnusa mencatatkan Rp 736 miliar, dengan laba operasi Rp 431 miliar dan laba bersih sebesar Rp 249 miliar. Kontribusi laba bersih didominasi oleh segmen jasa distribusi dan logistik energi. Untuk bisnis jasa hulu migas, segmen ini masih mampu menjaga kinerjanya di tengah ketidakpastian sektor hulu, dengan berbekal total
solution services yang dimiliki. Di mana, beberapa proyek berhasil diselesaikan tanpa kendala dan sebagian masih akan berlanjut hingga awal 2021. Beberapa diantaranya seperti survei seismik 3D Jambi Merang, Survei Seismic 3D Tuban dan juga Survei Seismic 3D Batuk Utak. Peningkatan produktivitas
Hydraulic Workover Unit (HWU) dan
Electric Wireline Logging (EWL) di pada blok-blok migas nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .