Elnusa siapkan belanja modal Rp 600 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elnusa Tbk berbnah. Tahun ini anak usaha PT Pertamina tersebut menganggarkan belanja modal sebesar Rp 600 miliar. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan anggaran capex tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 300 miliar.

Hingga September 2017, perusahaan berkode emiten ELSA di Bursa Efek Indonesia itu menyerap capex sekitar Rp 240 miliar. Atau sekitar 80% dari total capex yang dianggarkan tahun lalu.

Direktur Keuangan Elnusa Budi Rahardjo menegaskan harus ada pertumbuhan pada tahun 2018. "Revenue harus tumbuh terus, yang menjadi tantangan adalah NPAT (net profit after tax)," terang Budi usai perhelatan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin (5/3) di Graha Elnusa, Jakarta.


Tantangan bagi ELSA adalah ketika harga minyak dunia  menurun. Korporasi ini harus memperbanyak pekerjaan atau proyek untuk mengejar target. "Kami tidak mempunyai pilihan lain selain terus melakukan efisiensi dan mengubah visi kami menjadi total solution, artinya kami mencoba mempaketkan sebuah solusi kepada perusahaan," ujarnya.

Tahun 2018, ELSA menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% dibandingkan  dengan pencapaian tahun 2017 yang sebesar Rp 4,98 triliun. Sedangkan  laba bersih, ELSA juga menargetkan perolehan tahun ini di atas Rp 300 miliar.

Tahun lalu, ELSA mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 247 miliar. Pencapaian itu menurun 20,51% dibandingkan  tahun 2016 sebesar Rp 310,91 miliar. ELSA mengaku telah mengantongi kontrak senilai Rp 4 triliun hingga saat awal Maret ini. Dari angka tersebut, nilai kontrak baru sebesar Rp 1,8 triliun dan kontrak yang dibawa dari tahun lalu atau carry over sebesar Rp 2,2 triliun.

Budi Rahardjo memastikan nilai kontrak yang diterima perusahaan ini akan terus bertambah hingga akhir tahun 2018. "Total nilai kontrak tahun ini mudah-mudahan bisa menjadi Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun," ucapnya.

Nilai kontrak baru sebesar Rp 1,8 triliun yang dikantongi ELSA sebelum semester I 2018 menorehkan pencapaian positif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Semester I tahun 2017, ELSA hanya mengantongi kontrak senilai Rp 1 triliun.

Sementara itu, manajemen Elnusa mengaku tengah melakukan koordinasi terkait penolakan yang terjadi pada anak usahanya, PT Elnusa Petrofin di Halmahera Utara. Sebelumnya awak mobil tangki Elnusa Petrofin melakukan mogok kerja sejak 20 Februari 2018.

Budi Rahardjo mengatakan, terjadinya penolakan tersebut disebabkan kesalahpahaman yang belum diketahui awak mobil tangki setempat. "Barangkali para awak mobil tangki belum mengetahui rencana atau program  Elnusa sepenuhnya, sehingga mereka melakukan penolakan," terangnya.

Seperti diketahui, PT Elnusa Petrofin mengelola fleet management di sekitar 40 Terminal BBM (TBBM) Pertamina, yang meliputi wilayah Sumatra, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi hingga Papua.  Menurut Budi, penolakan yang terjadi di kawasan Halmahera Utara dapat segera diatasi.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat