Elon Musk: AI Bawa Era Kelimpahan Tanpa Kemiskinan



KONTAN.CO.ID -  CEO Tesla Inc, Elon Musk, kembali melontarkan prediksi radikal mengenai masa depan ekonomi global.

Pria yang juga memimpin SpaceX ini memproyeksikan bahwa dunia sedang berada di ambang era pasca-kelangkaan (post-scarcity), sebuah fase di mana kemiskinan dan kelaparan dapat dihapuskan seiring dengan perubahan drastis pada fungsi tenaga kerja manusia.

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Musk menekankan bahwa integrasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang terapan akan menjadi motor utama penggerak ekonomi.


Baca Juga: Mengintip Aliran Dana George Soros ke Letitia James, Musuh Politik Donald Trump

Melansir Yahoo Finance, Musk menyebutkan bahwa kecerdasan terapan tersebut dapat memicu pertumbuhan ekonomi dua digit dalam waktu dekat, dan berpotensi mencapai pertumbuhan tiga digit dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

"Pertumbuhan dua digit akan datang dalam 12 hingga 18 bulan ke depan. Jika kecerdasan terapan menjadi proksi bagi pertumbuhan ekonomi, yang mana seharusnya demikian, maka pertumbuhan tiga digit sangat mungkin terjadi dalam sekitar 5 tahun," tulis Musk melalui platform media sosial X, sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance.

Transformasi Menuju "Intelligence Age"

Visi Musk ini pada dasarnya memprediksi berakhirnya era industri konvensional dan dimulainya era kecerdasan (intelligence age) yang didefinisikan oleh kelimpahan sumber daya.

Dalam teori ekonomi standar, pertumbuhan biasanya dibatasi oleh faktor tenaga kerja dan modal. Namun, Musk berargumen bahwa keberadaan Artificial General Intelligence (AGI) dan robotika otonom, seperti proyek Optimus milik Tesla, akan mengubah peta produktivitas secara total.

Jika AI dapat diskalakan layaknya perangkat lunak dan diimplementasikan ke dalam perangkat keras, biaya tenaga kerja diprediksi akan merosot tajam hingga mendekati biaya listrik.

Berdasarkan laporan yang dilansir Yahoo Finance, terdapat dua fase krusial dalam lini masa yang diprediksi oleh Musk:

  • Jangka Pendek (12-18 Bulan): Pertumbuhan dua digit (di atas 10%). Angka ini tergolong sangat masif bagi negara maju seperti Amerika Serikat yang rata-rata pertumbuhan ekonominya hanya berada di kisaran 2% hingga 3%.
  • Jangka Panjang (Sekitar 5 Tahun): Pertumbuhan tiga digit (100% lebih). Hal ini menyiratkan penggandaan ukuran ekonomi setiap tahun, sebuah kondisi yang secara matematis akan mengubah tatanan dunia secara transformatif.
Dalam skenario ini, produksi barang dan jasa diprediksi akan berjalan sangat cepat dan murah, sehingga metrik Produk Domestik Bruto (PDB) konvensional mungkin tidak lagi relevan untuk mengukur kesejahteraan atau aktivitas ekonomi.

Baca Juga: Transformasi Digital: CEO Coursera Terapkan Filosofi Amazon Hadapi Era AI 2026

Kendala Infrastruktur dan Realitas Fisik

Meski visi tersebut menawarkan optimisme tinggi, banyak pihak yang meragukan lini masa yang diajukan oleh Musk.

Sejumlah kritikus berpendapat bahwa prediksi tersebut mengabaikan hambatan fisik dan regulasi di dunia nyata.

Pertumbuhan ekonomi yang nyata membutuhkan infrastruktur energi, ketersediaan bahan baku, dan rantai pasok global yang kompleks.

Berbeda dengan kode perangkat lunak yang dapat diduplikasi secara instan, pembangunan fisik memiliki batasan. Berikut adalah beberapa poin utama yang menjadi tantangan dalam mewujudkan ekonomi kelimpahan tersebut:

  • Keterbatasan Sumber Daya Alam: Meskipun kecerdasan mungkin bersifat tidak terbatas, ketersediaan material seperti litium untuk baterai dan tembaga untuk jaringan listrik tetap terbatas.
  • Kecepatan Adopsi Teknologi: Penemuan besar sebelumnya yang mengubah peradaban, seperti mesin uap atau listrik, membutuhkan waktu puluhan tahun sebelum benar-benar memberikan dampak signifikan pada PDB nasional.
  • Infrastruktur Energi: Skalabilitas AI dan robotika membutuhkan pasokan energi yang luar biasa besar, yang pemenuhannya tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
Tonton: Kemenhut Evaluasi Izin 24 Perusahaan Pengelola Kawasan Hutan di Sumatera

Pergeseran Fokus Distribusi Kekayaan

Apabila prediksi Musk benar meski hanya sebagian, tantangan utama bagi masyarakat global akan bergeser secara fundamental.

Fokus utama pemerintah dan pembuat kebijakan tidak lagi pada pertanyaan mengenai bagaimana cara menciptakan kekayaan, melainkan bagaimana cara mendistribusikannya secara adil.

Dikutip dari Yahoo Finance, dalam era di mana tenaga kerja manusia bukan lagi menjadi pendorong utama nilai ekonomi, sistem distribusi menjadi kunci penting untuk mencegah ketimpangan ekstrem.

Konsep ekonomi pasca-kelangkaan ini menuntut adanya pemikiran ulang terhadap struktur sosial, jaminan pendapatan, dan peran manusia dalam ekosistem kerja di masa depan.

Para investor dan pengamat pasar saat ini terus memantau sejauh mana perkembangan teknologi otonom dan AI dapat terintegrasi ke dalam sektor manufaktur serta jasa.

Pasalnya, jika efisiensi yang dijanjikan Musk mulai terlihat dalam 18 bulan ke depan, peta investasi global dipastikan akan mengalami reorientasi besar-besaran menuju sektor-sektor yang mengedepankan efisiensi kecerdasan buatan.

Selanjutnya: Cek Profil Emiten BEEF: Lini Usaha, Direksi, hingga Kinerja Keuangan Terkini

Menarik Dibaca: Promo HokBen dengan SeaBank Masih Ada, Beli Menu Favorit Dapat Bonus Hoka Hemat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News